Anemia pada kehamilan adalah penurunan jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam darah selama kehamilan atau pada periode setelah kehamilan. Jenis anemia yang paling umum pada kehamilan adalah anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Anemia bisa berbahaya untuk ibu dan bayi, oleh sebab itu mencegah anemia pada kehamilan dan pasca persalinan sangat penting dilakukan.
Pada kondisi umum, seseorang bisa mendapatkan semua zat besi yang mereka butuhkan dari makanan seimbang dan suplemen. Namun beberapa orang dengan kondisi tertentu memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami anemia, seperti pada penyakit Rheumatoid arthritis atau penyakit autoimun lainnya, penyakit ginjal, kanker, penyakit hati, Penyakit tiroid, penyakit Crohn atau kolitis ulseratif, termasuk juga pada kehamilan.
Image by EugeneGensyurovksy on depositphotos |
Terkait topik ini, Anemia dapat memengaruhi kesuburan, kehamilan dan dapat memengaruhi pemulihan pascakelahiran. Anemia parah yang tidak diobati selama kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi, salah satunya kelahiran prematur.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi anemia pada ibu hamil usia 15 hingga 49 tahun adalah 11,5% pada tahun 2019.
Hal inilah yang menyebabkan mengapa sangat penting untuk selalu memeriksakan kehamilan secara rutin dan mencegah anemia pada ibu hamil .
Mencegah Anemia Pada Kehamilan dan Pasca Persalinan
Anemia dan Kesuburan
Terdapat hubungan yang erat antara kadar zat besi dan kesuburan. Sebuah penelitian jangka panjang, terhadap lebih dari 18.000 orang wanita menunjukkan bahwa suplementasi zat besi teridentifikasi mengurangi risiko infertilitas ovulasi atau ketidakmampuan untuk menghasilkan sel telur yang sehat .
Konsumsi multivitamin prenatal adalah cara mudah untuk melengkapi diet sehat dan asupan vitamin serta mineral penting untuk produksi sel darah merah yang cukup. Sangat baik untuk memulai vitamin prenatal dua hingga tiga bulan sebelum mencoba untuk hamil.
Jenis anemia yang paling sering terjadi pada ibu hamil antara lain:
- Anemia defisiensi besi: Terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk menghasilkan jumlah hemoglobin yang cukup. Anemia kekurangan zat besi adalah jenis anemia dalam kehamilan yang paling banyak terjadi.
- Anemia defisiensi folat: Kekurangan folat dapat secara langsung berkontribusi pada jenis cacat lahir tertentu, seperti kelainan spina bifida dan berat badan lahir rendah. Asam Folat secara alami banyak terkandung pada sayuran berdaun hijau.
- Kekurangan vitamin B12: Kekurangan vitamin B12 akan meningkatkan resiko persalinan prematur. Secara alami Vitamin B12 banyak terdapat pada makanan seperti susu, daging, unggas, dan telur.
Selama kehamilan, tubuh memproduksi sekitar 20% hingga 30% lebih banyak darah untuk mendukung pertumbuhan bayi. Jika terjadi kekurangan zat besi, tubuh tidak akan maksimal memproduksi jumlah darah merah yang dibutuhkan.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan bahwa orang hamil membutuhkan dua kali lipat jumlah zat besi yang dibutuhkan orang yang tidak hamil untuk memasok oksigen ke janin.
Faktor risiko Anemia Pada Kehamilan
Berikut beberapa hal yang meningkatkan resiko anemia pada kehamilan :
- Sedang hamil kembar
- Memiliki dua atau lebih kehamilan secara berurutan
- Tidak cukup asupan makanan kaya zat besi
- Mengalami menstruasi yang berat sebelum hamil
- Sering muntah akibat morning sicknes
Komplikasi
Jika anemia pada kehamilan tidak ditangani dengan baik dan menjadi parah, terutama selama dua trimester pertama, maka akan meningkatkan risiko:
- Pertumbuhan janin yang buruk
- Kelahiran prematur
- Bayi dengan berat badan lahir rendah
- Membutuhkan transfusi darah selama persalinan.
- Depresi pascapersalinan ( depresi post partum)
Gejala Anemia pada kehamilan
Pada kasus anemia ringan mungkin tidak muncul gejala yang signifikan. Sedangkan pada kasus anemia sedang hingga berat dapat muncul dengan gejala berikut ini:
- Kelelahan atau kelemahan yang berlebihan
- Kulit pucat
- Sesak napas, jantung berdebar-debar, atau nyeri dada
- pusing
- Tangan atau kaki dingin
- Pica (mengidam barang-barang yang bukan berupa makanan/non-makanan)
Baca Juga : Mengenal Tanda dan Gejala Anemia Defisiensi Zat Besi
Pengobatan Anemia pada Kehamilan
Untuk sebagian besar kasus anemia pada kehamilan, pengobatan yang dilakukan sederhana, yaitu meningkatkan asupan zat besi. Dokter atau petugas kesehatan mungkin meresepkan suplemen zat besi harian untuk dikonsumsi selain vitamin prenatal.
Cara lain untuk mengoptimalkan asupan zat besi antara lain:
- Makan makanan yang mengandung zat besi: Makanan kaya zat besi antara lain daging tanpa lemak, ayam, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun gelap.
- Mengkonsumsi makanan yang membantu tubuh untuk menyerap zat besiseperti jus jeruk, stroberi, brokoli, atau buah dan sayuran lain dengan vitamin C.
- Makanan sehat: Sebagian besar orang yang mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang akan terpenuhi kebutuhan zat besi dan vitamin mereka dari asupan makanan yang dikonsumsi.
- Menghindari minum kopi atau teh bersamaan dengan makanan. Kopi dan Teh menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi.
Prinsipnya, pengobatan tergantung pada penyebabnya, jadi penting untuk berkonsultasi dengan dokter tentang kebutuhan khusus. Jika anemia disebabkan oleh kekurangan vitamin sekaligus adanya penyakit, mungkin diperlukan perawatan lain untuk mengatasi penyakit yang mendasarinya.
Pengobatan untuk Anemia berat yaitu Terapi zat besi intravena (IV) karena terapi IV lebih efektif dan cepat daripada terapi oral untuk mengatasi anemia.
Anemia Pasca Persalinan
Beberapa ibu hamil mungkin masih mengalami anemia sampai setelah melahirkan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh asupan zat besi yang tidak memadai selama kehamilan dan kehilangan darah saat melahirkan
Pendarahan dengan jumlah yang melebihi kehilangan darah normal sekitar 300 mililiter (ml) dapat menyebabkan penipisan cadangan zat besi tubuh secara cepat dan dapat menyebabkan kekurangan zat besi pada periode postpartum.
Ibu tetap bisa menyusui saat anemia, dan mengonsumsi suplemen zat besi saat menyusui tidak membahayakan bayi. Tetapi jika anemia pascapersalinan tidak diobati, biasanya suplai ASI tidak akan mencukupi dan bisa terjadi penghentian pemberian asi dalam periode dini.
Anemia postpartum juga dapat meningkatkan gejala yang berkaitan dengan kecemasan, stres, dan depresi
Karena risiko lanjutan terjadinya anemia pada periode postpartum, biasanya dokter atau petugas kesehatan akan melakukan treatmen, terutama jika ibu mengalami kehilangan darah yang berlebihan saat melahirkan atau mengalami anemia selama kehamilan. Anemia berat setelah melahirkan terkadang memerlukan zat besi Intra Vena atau pemberian transfusi darah.
Mencegah Anemia Pada Kehamilan
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah anemia pada kehamilan:
- Makan makanan kaya zat besi seperti daging, ayam, ikan, telur, kacang kering dan biji-bijian yang diperkaya. Bentuk Zat besi dalam daging lebih mudah diserap dibandingkan zat besi yang bersumber dari sayuran. Jika menderita anemia dan biasanya makan daging, meningkatkan jumlah daging yang dikonsumsi adalah cara termudah untuk meningkatkan zat besi yang diterima tubuh.
- Konsumsilah makanan yang memiliki kandungan asam folat tinggi seperti gandum, sayuran berdaun hijau, dan jus jeruk.
- Konsumsilah makanan yang memiliki kandungan vitamin C tinggi seperti buah jeruk dan sayuran mentah segar.
- Minumlah pil multivitamin dan mineral prenatal Anda yang mengandung folat ekstra.
Makanan Kaya Zat Besi
Jumlah kebutuhan zat besi yang direkomendasikan selama kehamilan adalah 30 miligram. Dibawah ini adalah jenis makanan dengan kandungan zat besi tinggi.
Makanan dengan kandungan 0,5 hingga 1,5 miligram zat besi:
- Ayam, 3 ons
- Kacang hijau, 1/2 cangkir
- Jus tomat, 6 ons
- Brokoli, 1/2 cangkir
- Kubis Brussel, 1/2 cangkir dimasak
- Roti gandum utuh, 1 potong
- Aprikot kering, 5 bagian
- Raspberry, 1 cangkir
- Stroberi, 1 cangkir
Makanan dengan kandungan 1,6 hingga 3 miligram zat besi:
- Steak sirloin, 3 ons
- Daging sapi panggang, 3 ons
- Hamburger tanpa lemak, 3 ons
- Kentang panggang dengan kulit
- Kacang merah, 1/2 cangkir dimasak
- Kacang lima, 1/2 cangkir dimasak
- Kacang navy, 1/2 cangkir dimasak
- Oatmeal, 1 cangkir dimasak
- Kismis, 1/2 cangkir
Makanan dengan kandungan 3 hingga 12 miligram zat besi:
- Kerang, 4 besar atau 9 kecil
- Tiram, 6 sedang
- Bayam, 1/2 cangkir dimasak
- Sereal yang diperkaya, 1 cangkir
- Sumber tambahan zat besi:
- Semua jenis hati (kecuali hati ikan), namun hati tidak boleh dimakan lebih dari sekali seminggu
- Daging tanpa lemak yang bersumber dari sapi atau domba.
- Semua jenis sayuran Hijau
- Buah Beat
- Kol parut
- Tahu
- Kacang-kacangan
- Tepung kacang kedelai
- Pasta yang diperkaya
- Gula yang tidak dimurnikan, seperti molase
Akhir Kata
Meskipun tidak semua kasus anemia pada kehamilan dapat dicegah, konsumsi zat besi yang cukup dalam makanan sangat membantu untuk menghindari kondisi tersebut.
Konsumsilah makanan bergizi dan berimbang selama kehamilan, minum vitamin prenatal, dan berkonsultasilah dengan dokter, perawat, bidan, atau petugas kesehatan jika mengalami gejala anemia.
Implikasi anemia yang tidak diobati dapat menjadi serius bagi ibu dan bayi, jadi carilah saran medis jika merasa mungkin menderita anemia.
Referensi :
- Catherin Renton. 2021. https://www.verywellhealth.com/anemia-and-pregnancy-fertility-gestation-and-postpartum-5184270
- https://www.who.int/data/gho/data/indicators/indicator-details/GHO/prevalence-of-anaemia-in-pregnant-women-%28-%29.
- Cristian Breymann. 2015. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/ S0037196315000591?via%3Dihub
- American Society of Hematology. https://www.hematology.org/education/ patients/anemia/pregnancy
- Noran M Abu & Mohammed M.Jan. 2015. https://smj.org.sa/content/36/2/146
- https://www.ucsfhealth.org/education/anemia-and-pregnancy