Widget HTML #1

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Retinopati Vaskular - Intervensi

Retinopati vaskular merupakan gangguan retinal non-inflamatorik yang disebabkan oleh gangguan suplai darah menuju mata. Tipe-tipe retinopati vaskular adalah oklusi arteri retinal pusat, oklusi vena retinal pusat, retinopati diabetik, dan retinopati hipertensif. Jika salah satu arteri yang mempertahankan sirkulasi darah di retina terhalangi, aliran darah yang berkurang bisa menyebabkan kelainan visual. 

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Retinopati Vaskular
Image by Community Eye Health on flickr

Penyebab 

a. Retinopati diabetik: diabetes 

b. Retinopati hipertensif: penyakit hipertensi yang berlangsung lama 

c. Oklusi arteri retinal pusat 

  • Tidak diketahui 
  • Kondisi yang memperlambat aliran darah, misalnya oklusi karotid dan vegetasi katup jantung 
  • Embolisme 
  • Infeksi 

d. Oklusi vena retinal pusat 

  • Aterosklerosis 
  • Diabetes 
  • Kompresi eksternal terhadap vena retinal 
  • Infeksi tergeneralisasi dan setempat 
  • Glaukoma 
  • Penyakit granulomatosa 
  • Trombosis 
  • Trauma 

Tanda dan gejala 

a. Oklusi arteri retinal pusat 

  • Kehilangan penglihatan mendadak, tidak menyakitkan, dan unilateral (parsial atau menyeluruh) 
  • Amaurosis fugax atau rangkaian kehilangan penglihatan unilateral selintas yang mengikuti berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa menit (kemungkinan) 
  • Biasanya, kehilangan penglihatan permanen 
  • Sembuh secara spontan dalam beberapa jam dengan mendapatkan kembali penglihatan secara parsial (pada beberapa pasien) 

b. Oklusi vena retinal pusat 

  • Akuitas visual turun, sehingga persepsi hanya melalui gerakan tangan dan cahaya 
  • Tidak menyakitkan (kecuali berakibat glaukoma neovaskular sekunder—proliferasi pembuluh darah yang lemah dan tidak terkontrol) 
  • Glaukoma sekunder dalam waktu 3 sampai 4 bulan setelah oklusi (5% sampai 20% pasien) 

c. Retinopati diabetik nonproliferatif 

  • Tidak ada gejala (pada beberapa pasien) 
  • Kebocoran cairan ke dalam wilayah makular yang menyebabkan kehilangan akuitas visual pusat yang signifikan (yang dibutuhkan untuk membaca dan mengemudi) dan penglihatan di malam hari menurun 

d. Retinopati diabetik proliferatif 

  • Hemoragi vitreus dengan kehilangan penglihatan mendadak dan berkaitan 
  • Penyimpangan makular 

e. Retinopati hipertensif 

  • Penglihatan kabur 
  • Penyakit ringan yang berlangsung lama: akhirnya menyebabkan cacat visual 
  • Penyakit parah yang berlangsung lama: akhirnya menyebabkan kebutaan 

Uji diagnostik 

  • Uji diagnostik yang tepat tergantung pada tipe retinopati vaskular (Lihat Mendiagnosis retinopati vaskular.)
  • Proses pengujian diagnostik selalu meliputi penentuan akuitas visual dan pemeriksaan oftalmoskopik. 

Penanganan 

Oklusi Arteri Retinal Pusat 

  • Tidak ada penanganan yang diketahui untuk mengontrol oklusi arteri retinal pusat. Penanganannya difokuskan untuk mencoba melepaskan oklusi ke dalam sirkulasi periferal. 
  • Untuk mengurangi tekanan intraokular, penanganannya meliputi pemijatan bola mata dengan goniolen tipe-Goldman dan kemungkinan parasentesis ruang anterior setelah pemberian anestesi pada permukaan dengan kokain topikal 2% sampal 4% tetes, acetazolamide (Diamox) 500 mg I.V., dan inhalasi carbogen (95% oksigen dan 5% karbondioksida) untuk meningkatkan oksigenasi retinal. 
  • Karena terapi inhalasi bisa diberikan tiap jam selama hampir 48 jam, pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit, sehingga tanda vitalnya bisa dipantau. 
  • Jika pasien masih muda, sumber oklusi mungkin jantung. Ekokardiografi mungkin diperlukan. Penanganan dalam kasus ini adalah untuk heparinisasi pasien. 

Oklusi vena retinal pusat 

  • Aspirin bisa diberikan karena adanya unsur antikoagulan ringan. 
  • Fotokoagulasi laser bisa mengurangi risiko glaukoma neovaskular bagi beberapa pasien yang matanya mengalami nonperfusi kap yang menyebar luas. 

Retinopati diabetik 

  • Kontrol hati-hati terhadap kadar glukosa darah selama 5 tahun pertama mengalami penyakit bisa mengurangi keparahan retinopati atau menunda serangannya. 
  • Pasien yang mengalami mikroaneurisma sebaiknya sering memeriksakan matanya (tiga atau empat kali dalam satu tahun) untuk memantau kondisinya. Bagi anak yang menderita diabetes, terapi sebaiknya meliputi pemeriksaan mata tiap tahun oleh oftalmolog. 
  • Penanganan retinopati diabetik proliferatif adalah fotokoagulasi laser, yang mengkauterisasi pembuluh darah yang bocor, sehingga mengeliminasi penyebab edema. Penanganan dengan laser bisa bersifat fokal (diarahkan pada pembuluh darah baru) atau panretinal (menempatkan pembakaran di sekujur retina periferal) 
  • Walaupun ditangani, neovaskularisasi tidak selalu surut, dan hemoragi vitreus (dengan atau tanpa pelepasan retina) bisa terjadi setelahnya. Vitrektomi merupakan pilihan penanganan bagi hemoragi vitreus untuk mengembalikan penglihatan. 

Retinopati hipertensif 

  • Tekanan darah dikontrol dengan obat, makanan, dan latihan yang tepat. 

Intervensi Asuhan Keperawatan 

  • Susun evaluasi oftalmologis jika pasien mengeluhkan kehilangan penglihatan mendadak dan unilateral. Kebutaan bisa permanen jika penanganan ditunda. 
  • Pastikan untuk memantau tekanan darah pasien jika ia mengeluhkan sakit kepala oksipital dan penglihatan kabur. 
  • Beri acetizolamide I.V. Selama terapi inhalasi, pantau tanda vital pasien secara hati-hati. Hentikan terapi jika tekanan darah naik-turun (fluktuasi) atau ia mengalami aritmia atau disorientasi. 
  • Dorong pasien yang menderita diabetes untuk mematuhi aturan resep. 
  • Bagi penderita retinopati hipertensif, tekankan pentingnya patuh menjalani terapi antihipertensif.


Pamela.C.A.et.al.2008. Nursing: Understanding Disease. Lippincott William & Wilkins : Norristown Road.

Ns.Radliyatul Fahmi, S.Kep
Ns.Radliyatul Fahmi, S.Kep Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat