Widget HTML #1

Berbagai Jenis Sakit Kepala, Dari Penyebab Sampai Penanganan

Sakit kepala adalah jenis kondisi yang sangat umum yang akan dialami banyak orang selama hidup. Gejala utamanya adalah nyeri di kepala atau wajah dengan karakteristik berdenyut, konstan, atau tajam.

Sakit kepala adalah salah satu kondisi nyeri paling umum di dunia. Hingga 75% orang dewasa di seluruh dunia pernah mengalaminya dalam setahun terakhir. Penyakit ini merupakan penyebab utama ketidakhadiran dari pekerjaan dan sekolah, juga mempengaruhi kehidupan sosial dan keluarga.

Berbagai Jenis Sakit Kepala, Dari Penyebab Sampai Penanganan
Image by Engin Akyurt from Pixabay 

Mengenal Jenis Sakit Kepala, Mulai Dari Penyebab Sampai Penanganan

Definisi

Sakit kepala didefinisikan sebagai rasa sakit yang timbul dari kepala atau leher bagian atas. Nyeri berasal dari jaringan dan struktur yang mengelilingi tengkorak.

Lapisan periosteum yang menyelubungi tulang dan otot yang membungkus tengkorak, sinus, mata, dan telinga, meningens, arteri, vena, dan saraf, semua bisa menjadi meradang atau teriritasi sehingga menyebabkan sakit kepala.

Nyeri dapat berupa nyeri tumpul, tajam, berdenyut, konstan, intermiten, ringan, atau intens.

Jenis Sakit Kepala

Pada tahun 2013, International Headache Society merilis sistem klasifikasi terbaru untuk sakit kepala. Headache Society berharap bahwa sistem klasifikasi baru akan membantu profesional kesehatan membuat diagnosis yang lebih spesifik mengenai jenis sakit kepala yang dialami pasien, dan sehingga mempermudah penanganan.

Ada tiga kategori utama jenis sakit kepala berdasarkan sumber rasa sakit.

Sakit Kepala Primer

Sakit kepala primer adalah jenis sakit kepala yang tidak disebabkan oleh kondisi medis lain. Jenis yang termasuk dalam kategori adalah jenis sakit kepala ketegangan, migrain,  cluster, dan beberapa jenis sakit kepala lainnya yang kurang umum.

Sakit kepala ketegangan (tension headache) adalah jenis sakit kepala primer yang paling umum. Jenis ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, 1 dari 20 orang di negara maju menderita sakit kepala tegang setiap hari.

Migrain adalah jenis sakit kepala primer kedua yang paling umum. Migrain mempengaruhi anak-anak maupun orang dewasa. Sebelum pubertas, anak laki-laki dan perempuan sama-sama terpengaruh oleh migrain, tetapi setelah pubertas  lebih banyak wanita daripada pria yang terkena.

Sakit kepala cluster (cluster headache) adalah jenis sakit kepala primer yang lebih jarang terjadi. Jenis Ini lebih sering menyerang pria di usia akhir 20-an, meskipun wanita dan anak-anak juga bisa menderita jenis ini.

Sakit kepala primer dapat mempengaruhi kualitas hidup. Beberapa orang mengalaminya sesekali dan sembuh dengan cepat sementara yang lain bisa timbul lebih sering dan berulang.

Sakit Kepala Sekunder

Sakit kepala sekunder berhubungan dengan kondisi medis lain, seperti penyakit pembuluh darah di otak, Cedera kepala, Tekanan darah tinggi atau hipertensi, Infeksi, pengobatan berlebihan, Inflamasi sinus, Trauma dan tumor.

Sakit kepala sekunder bisa disebabkan oleh masalah struktural atau infeksi yang mendasari di kepala atau leher. Jenis ini mencakup kondisi medis yang sangat luas mulai dari akibat gigi atau sinus yang terinfeksii, hingga kondisi yang mengancam jiwa seperti pendarahan di otak atau infeksi di otak seperti ensefalitis atau meningitis.

Sakit kepala akibat cedera atau trauma juga  termasuk dalam kategori ini,  seperti nyeri kepala yang timbul pasca kecelakaan, atau cedera otak.

Sakit kepala sekunder juga termasuk yang terkait dengan penyalahgunaan zat dan penggunaan obat yang berlebihan, konsumsi minuman beralkohol, dan akibat dehidrasi.

Neuralgia kranial dan sakit kepala lainnya

Secara bahasa, Neuralgia bisa diartikan sebagai nyeri saraf. Neuralgia kranial menggambarkan peradangan pada salah satu dari 12 saraf kranial yang berasal dari otak yang mengontrol otot dan membawa sinyal sensorik seperti nyeri ke dan dari kepala dan leher.

Contoh yang paling umum dikenal adalah neuralgia trigeminal, yang mempengaruhi saraf kranial V (saraf trigeminal), saraf sensorik yang mensuplai wajah dan dapat menyebabkan nyeri wajah yang hebat saat teriritasi atau meradang.

Penyebab

Sakit kepala terjadi akibat interaksi sinyal di antara otak, pembuluh darah, dan saraf di sekitarnya. Mekanisme yang tidak diketahui mengaktifkan saraf tertentu yang memengaruhi otot dan pembuluh darah. Saraf ini mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak.

Sakit kepala migrain disebabkan oleh peradangan atau iritasi pada struktur yang mengelilingi otak atau mempengaruhi fungsinya. Sementara otak sendiri tidak memiliki serabut saraf nyeri.

Semua bagiat tubuh lain di atas bahu, mulai dari leher, tengkorak, dan wajah, dapat menyebabkan seseorang mengalami sakit kepala.

Penyakit sistemik seperti  infeksi atau dehidrasi,juga  dapat dikaitkan dengan kejadian sakit kepala, termasuk juga perubahan sirkulasi dan aliran darah atau trauma.

Perubahan kimia otak juga dapat dikaitkan dengan sakit kepala: Reaksi obat, penyalahgunaan obat dan penarikan obat semuanya dapat menyebabkan rasa sakit.

Penyebab munculnya sakit kepala pada setiap orang bisa  berbeda-beda,  sehingga mengkaji dan mengidentifikasi  riwayat sangat  penting untuk memastikannya.

Mengenali pola atau faktor pencetus  seperti makanan, stres, kecemasan dan lain-lain, lalu dikombinasikan dengan pemeriksaan fisik, dapat membantu mengidentifikasi penyebab sakit kepala secara lebih spesifik pada setiap individu.

Secara lebih spesifik, berikut penyebab masing-masing jenis sakit kepala :

Penyebab sakit kepala ketegangan

Sampai saat ini, penyebab spesifik sakit kepala ketegangan belum difahami secara menyeluruh. Namun secara umum peyebab sakit kepala ketegangan adalah kontraksi  otot-otot yang menutupi tengkorak.

Ketika otot-otot yang menutupi tengkorak ditekan, bisa menjadi meradang, kejang, dan menyebabkan rasa sakit.  Beberapa area seperti dasar tengkorak di mana terdapat otot-otot trapezius dari leher, pelipis di mana terdapa otot-otot yang menggerakkan rahang, dan area dahi.

Beberapa penelitian untuk mengkonfirmasi  bahwa sakit kepala ketegangan terjadi karena tekanan fisik pada otot-otot kepala daan adanya stressor. Stresor fisik seperti pekerjaan yang sulit dan berkepanjangan, atau duduk di depan komputer berkonsentrasi untuk waktu yang lama. Stres emosional juga dapat menyebabkan sakit kepala ketegangan dengan menyebabkan otot-otot di sekitar tengkorak berkontraksi.

Penyebab Sakit Kepala Cluster

Sakit kepala cluster cenderung terjadi setiap hari selama seminggu atau lebih.  Jenis ini biasanya terjadi pada waktu yang sama dan sering membangunkan pasien di tengah malam.

Penyebab sakit kepala cluster tidak bisa dipastikan tetapi diduga  karena pelepasan bahan kimia histamin dan serotonin secara tiba-tiba di otak.

Hipotalamus merupakan area yang bertanggung jawab atas jam biologis tubuh dan mungkin menjadi sumber sakit kepala jenis ini. Ketika pemindaian otak dilakukan pada pasien yang mengalami sakit kepala cluster, aktivitas abnormal ditemukan di hipotalamus.

Sakit kepala cluster juga cenderung menurun dalam keluarga dan ini menunjukkan bahwa mungkin ada peran genetic. Bisa juga dipicu oleh perubahan pola tidur,  dan dapat dipicu oleh obat-obatan tertentu seperti nitrogliserin.

Jika seseorang rentan mengalami sakit kepala cluster, beberapa kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, dan beberapa makanan juga dapat menjadi penyebab potensial.

Penyebab Sakit Kepala Sekunder

Sakit kepala sekunder disebabkan oleh penyakit atau cedera lain pada tubuh. Mengontrol gejala sakit kepala perlu dilakukan bersamaan dengan pengujian diagnostik dilakukan untuk mengidentifikasi penyakit yang mendasarinya.

International Headache Society mencantumkan beberapa kategori penyebab sakit kepala sekunder antara lain:

Trauma kepala dan leher

  • Cedera pada kepala dapat menyebabkan perdarahan di ruang antara meningen dan lapisan otak (subdural, epidural, dan subarachnoid) atau di dalam jaringan otak itu sendiri (perdarahan intraserebral).
  • Edema atau pembengkakan di dalam otak yang tidak terkait dengan pendarahan, dapat menyebabkan rasa sakit dan perubahan fungsi mental.
  • Gegar otak, di mana cedera kepala terjadi tanpa pendarahan. Sakit kepala adalah salah satu ciri dari sindrom pasca-gegar otak.
  • Cedera leher juga menyebabkan sakit kepala.

Masalah pembuluh darah di kepala dan leher

  • Stroke atau serangan iskemik transien (TIA)
  • Malformasi arteriovenosa (AVM) saat bocor
  • Aneurisma serebral dan perdarahan subarachnoid.
  • Peradangan arteri karotis
  • Arteritis temporal (radang arteri temporal)

Masalah non-pembuluh darah otak

  • Tumor otak, baik primer yang berasal dari otak atau metastasis dari kanker yang dimulai di organ lain
  • Kejang
  • Hipertensi intrakranial idiopatik di mana tekanan di dalam kanal tulang belakang meningkat.

Obat-obatan

  • Kontrasepsi oral
  • Obat yang digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi, tekanan darah atau obat jantung lainnya
  • Obat sakit kepala yang berlebihan, terjadi ketika obat nyeri diminum terlalu sering.

Infeksi

  • Meningitis
  • Radang otak
  • HIV/AIDS
  • Infeksi sistemik seperti pneumonia dan influenza

Perubahan kondisi tubuh

  • Hipertensi
  • Dehidrasi
  • Hipotiroidisme
  • Dialisis ginjal

Masalah pada mata, telinga, hidung tenggorokan, gigi, dan sinus.

  • Infeksi sinus
  • Sakit gigi
  • Glaukoma
  • iritasi

Tanda dan Gejala

Tanda Gejala Sakit kepala Ketegangan

Nyeri yang dimulai di bagian belakang kepala dan leher bagian atas dan sering digambarkan sebagai rasa tertekan dan menyebar di sekeliling kepala.

Tekanan paling kuat dapat dirasakan di pelipis atau di atas alis di mana otot temporalis dan frontal berada.

Intensitas rasa sakit dapat bervariasi dan mempengaruhi kedua sisi kepala, tetapi biasanya penderita dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari.

Rasa sakit tidak berhubungan dengan mual, muntah, atau kepekaan terhadap cahaya dan suara.

Pada sebagian orang, rasa sakit terjadi secara sporadis, jarang , dan tanpa pola. Tetapi pada beberapa orang lainnya dapat sering muncul, bahkan bias setiap hari.

Tanda gejala Sakit Kepala Cluster

Sakit kepala cluster adalah sakit kepala yang datang secara beruntun dan dipisahkan oleh periode tertentu. Seorang pasien bisa mengalami sakit kepala setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, kemudian hilang lalu muncul lagi setelah periode tertentu. Jenis sakit kepala ini lebih sering menyerang pria, dimulai pada masa remaja sampai usia paruh baya.

Selama periode di mana sakit kepala cluster terjadi, rasa sakit biasanya terjadi sekali atau dua kali sehari, tetapi beberapa pasien mungkin mengalami rasa sakit lebih dari dua kali sehari. Setiap episode nyeri bias berlangsung dari 30 hingga 90 menit.

Serangan cenderung terjadi pada waktu yang hampir sama setiap hari dan sering membangunkan pasien di malam hari dari tidur nyenyak.

Rasa sakit biasanya terletak di sekitar atau di belakang satu mata. Beberapa pasien menggambarkan rasa sakit sebagai perasaan panas dibelakang  mata. Mata yang terkena bisa menjadi merah, meradang, dan berair. Dan Hidung di sisi yang terkena bisa menjadi tersumbat dan berair.

Diagnosis

Tes neurologis fokus untuk mengesampingkan penyakit yang mungkin juga menyebabkan sakit kepala, seperti epilepsi, multiple sclerosis, dan penyakit serebrovaskular lainnya. Gangguan pada sistem saraf pusat mungkin dicurigai berkembang menjadi nyeri kepala yang serius.

Jika petugas kesehatan mengidentifikasi bahwa sakit kepala disebabkan oleh kondisi medis lain, ada beberapa tes pencitraan yang dapat dilakukan seperti  CT scan atau MRI.  Sinar-X tengkorak biasanya tidak dilakukan. EEG (electroencephalogram) mungkin tidak diperlukan kecuali pernah pingsan saat serangan.


Penanganan

Salah satu aspek terpenting dalam mengobati sakit kepala adalah mencari pemicunya. Setelah pemicunya teridentifikasi, petugas kesehatan dapat menyesuaikan pengobatan. Misalnya, Jika terjadi saat tegang atau khawatir. Teknik konseling dan manajemen stres dapat membantu menangani pemicu ini dengan lebih baik. Dengan menurunkan tingkat stres, dapat menghindari nyeri kepala akibat stres.

Tidak setiap sakit kepala membutuhkan pengobatan. Berbagai perawatan tersedia. Bergantung pada jenis sakit kepala, frekuensi dan penyebabnya.

Penanganan sakit kepala ketegangan (tension headache)

Sakit kepala tegang menyakitkan, meskipun tidak mengancam jiwa dapat membuat aktivitas sehari-hari lebih sulit dilakukan. Sebagian besar penderita menggunakan obat nyeri over-the-counter (OTC) untuk mengendalikan sakit kepala ketegangan. Beberapa obat yang sering digunakan antara lain:

  • Aspirin
  • Ibuprofen
  • Acetaminophen
  • Naproksen

Jika kurang berhasil, perawatan suportif lainnya seperti terapi fisik, pijat, biofeedback, dan manajemen stres dapat digunakan sebagai tambahan untuk membantu mengendalikan sakit kepala ketegangan.

Penting untuk diingat bahwa meskipun obat OTC relatif aman dan bisa dibeli tanpa resep,harus berhati hati dengan efek samping dan interaksi potensial dengan obat lainnya. Tanyakanlah kepada  apoteker jika jika ada yang kurang difahami tentang obat OTC dan penggunaannya.

Bahan dalam obat nyeri OTC Seringkali merupakan kombinasi, dan mungkin berpotensi mengganggu interaksi obat lain seperti:

Beberapa obat OTC yang mengandung kafein, dapat memicu detak jantung yang cepat pada beberapa pasien.

Diphenhydramine dapat menyebabkan sedasi atau kantuk, jadi jangan mengemudi jika mengkonsumsi obat yang mengandung zat ini.

Beberapa obat flu yang dijual bebas mengandung pseudoefedrin yang dicampur dengan obat pereda nyeri. Obat ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan jantung berdebar.

Aspirin tidak boleh digunakan pada anak-anak dan remaja karena risiko sindrom Reye, komplikasi yang mengancam jiwa yang dapat terjadi bila ada infeksi virus dan aspirin dikonsumsi.

Aspirin, ibuprofen, dan naproxen adalah obat antiinflamasi yang dapat mengiritasi lambung dan dapat menyebabkan pendarahan usus. Maka harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki penyakit tukak lambung.

Terlalu sering menggunakan aspirin, ibuprofen, dan naproxen juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Acetaminophen, jika digunakan dalam dosis besar dari yang direkomendasikan, dapat menyebabkan kerusakan atau kegagalan hati. Sehingga harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang mengkonsumsi  alkohol atau yang memiliki penyakit hati.

Penanganan Sakit Kepala Cluster

Terdapat dua kebutuhan utama perawatan sakit kepala cluster. Dimana rasa sakit pada episode pertama perlu dikendalikan, dan sakit kepala yang mengikutinya perlu dicegah.

Pilihan pengobatan awal antara lain:

  • Menghirup oksigen konsentrasi tinggi (meskipun kadang tidak berhasil jika sakit kepala sudah parah)
  • Suntikan obat triptan, seperti sumatriptan, zolmitriptan, dan rizatriptan yang merupakan obat migrain umum.
  • Menyemprotkan atau meneteskan lidokain, anestesi lokal, ke dalam lubang hidung
  • Dihydroergotamine, obat yang menyebabkan pembuluh darah menyempit
  • kafein.

Pencegahan sakit kepala cluster berikutnya antara lain:

  • Penghambat saluran kalsium  seperti verapamil dan diltiazem
  • Prednison
  • Obat antidepresan
  • lithium
  • obat anti kejang seperti asam valproat, divalproex  dan topiramate.


Referensi

  1. Ahmed F. 2012. Headache disorders: differentiating and managing the common subtypes. British journal of pain, 6(3), 124–132. https://doi.org/ 10.1177/ 2049463712459691
  2. Cleveland Clinic. 2020. Headaches. https://my.clevelandclinic.org/ health/ diseases/ 9639-headaches.
  3. Stephen D.Silberstein. 2020. Overview of Headache. Sidney Kimmel Medical College at Thomas Jefferson University. MSD Manual
  4. Benjamin Wedro. 2020. Headache: Types and Location. https://www. medicinenet. com/ headache/ article.html.

Zul Hendry
Zul Hendry Dosen Program Studi Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Mataram