bR7izkJOiKy1QUHnlV5rpCDjiDlVyiP6q1XpDxAH
Bookmark

Askep Pedikulosis, Konsep Medik dan Keperawatan

Pedikulosis disebabkan oleh kutu lice bentuk parasit yaitu Pendiculus humanus var. capitis yang menyebabkan pedikulosis kapitis atau kutu rambut. Pediculus humanus var. corporis menyebabkan pedikulosis korporis atau kutu tubuh, dan Phthirus pubitis menyebabkan pedikulosis pubis atau kutu kepiting. Pada tulisan ini Repro Note akan membahas mengenai konsep medik dan askep pedukulosis, mulai definisi sampai intervensi keperawatan.

Askep Pedikulosis, Konsep Medik dan Keperawatan
Foto by Ran Yuping et al on wikimedia.org

Askep Pedikulosis, Konsep Medik dan Keperawatan

Pendahuluan

Pedikulosis sudah ada sejak zaman prasejarah. Fosil telur kutu tertua yang diketahui berusia kira-kira 10.000 tahun. sampai saat ini kutu tetap menjadi masalah di seluruh dunia, semua kelompok sosial ekonomi dapat terpengaruh. 

Kutu-kutu ini hidup dari darah manusia dan meletakkan telurnya di rambut tubuh atau serat pakaian. Setelah telur menetas, kutu harus makan dalam waktu 24 jam, jika tidak kutu bisa mati, dan akan menjadi dewasa dalam 2 sampai 3 minggu. 

Saat menggigit kutu dewasa menginjeksi toksin ke dalam kulit yang menghasilkan iritasi ringan dan bintik pruritik. Gigitan berulang menyebabkan sensitisasi pada toksin, sehingga menimbulkan inflamasi yang lebih serius. Penanganan bisa dengan mengeliminasi kutu secara dari area tubuh yang terkena.

Kutu berpindah dari satu orang ke orang lain melalui kontak fisik yang dekat. Penyebaran melalui peralatan pribadi seperti Sisir, sikat, pakaian, topi, syal, mantel, linen yang digunakan oleh orang yang terinfeksi jarang terjadi. 

Kepadatan yang berlebihan mendorong penyebaran kutu. Kutu tubuh bisa menjadi vektor Rickettsia prowazeki yang menyebabkan tifus, Bartonella quintana yang menyebabkan demam parit, dan Borrelia rekurentis, yang menyebabkan demam kambuh.

Saat ini, Kutu manusia bisa digunakan sebagai alat forensik. Profil DNA campuran dari 2 inang dapat dideteksi dalam darah kutu tubuh yang memiliki kontak dekat antara penyerang dan korban.

Epidemiologi

Karena pedikulosis bukanlah penyakit yang sering dilaporkan, angka pasti mengenai kejadiannya tidak diketahui. Pedikulosis mungkin tidak dilaporkan karena stigma sosial yang melekat yaitu anggapan sebelumnya bahwa kutu dalam bentuk apa pun terkait dengan kotoran dan kebersihan pribadi yang buruk. Faktanya, kebersihan diri bukanlah faktor penyebab utama tingkat kekjadian kutu rambut. 

Pedikulosis memiliki distribusi di seluruh dunia dan endemik di negara berkembang dan maju. Prevalensi pedikulosis kapitis biasanya lebih tinggi pada anak perempuan dan bervariasi dari 0,7% -59% di Turki, 0,48-22,4% di Eropa, 37,4% di Inggris, 13% di Australia, hingga 58,9% di Afrika, dan 3,6% -61,4% di Amerika. 

Dalam sebuah penelitian terhadap 6.169 anak sekolah Belgia yang berusia 2,5-12 tahun, prevalensi kutu rambut adalah 8,9%. Prevalensi pada 1.569 anak sekolah di Izmir, Turki, adalah 16,6%. Pada tahun 2005, kejadian pedikulosis dua kali lipat di Republik Ceko. Kutu hidup terdeteksi di 14,1% dan telur mati di 9,8% lainnya dari 531 anak berusia 6-15 tahun di 16 sekolah. 

Pediculus capitis ditemukan pada 9,6% remaja laki-laki sekolah di Arab Saudi. Di Mali, prevalensi kutu rambut pada anak-anak adalah 4,7%. Di antara peserta klinik PMS di Australia selatan, kutu kemaluan ditemukan pada 1,7% pria dan 1,1% wanita.

Pediculus corporis sekarang tidak umum di negara maju kecuali di antara para tunawisma

Patofisiologi

Kutu manusia (Pediculus humanus dan Pediculus pubis) ditemukan di semua negara dan iklim. Mereka termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Insecta, ordo Phthiraptera, dan subordo Anoplura, dikenal sebagai kutu penghisap.

Kutu adalah serangga penghisap darah. Kutu manusia memiliki mulut anterior kecil dengan 6 kait yang membantu keterikatannya pada kulit manusia saat makan. Mulut pengisap masuk ke dalam kepala saat kutu tidak mau makan. Secara umum kutu makan kurang lebih 5 kali sehari. Pada setiap spesies, kutu betina berukuran sedikit lebih besar dari kutu jantannya.

Tiga jenis kutu manusia antara lain kutu kepala (Pediculus humanus capitis), kutu badan (Pediculus humanus corporis), dan kutu kepiting (Pthirus pubis). Kutu tubuh menempati pakaian, bertelur pada serat di jahitan kain. Kutu rambut dan kemaluan menempati rambut, bertelur di pangkal serat rambut. 

Bentuk kutu kepala dan badan hampir sama, tetapi kutu kepala berukuran lebih kecil. Namun demikian, kedua spesies tersebut dapat kawin silang. Kutu kemaluan, atau "kepiting", secara morfologis berbeda dari dua lainnya.

Pediculus humanus capitis

Kutu rambut merupakan jenis yang paling umum dari 3 spesies. Rata-rata panjang kutu rambut adalah 1-2 mm. Kutu rambut betina umumnya berukuran lebih besar dari pada jantan. Kutu tidak bersayap dan berwarna putih sampai abu-abu dan memiliki perut yang panjang dan rata. Ia memiliki 3 pasang kaki yang bercakar. Rentang hidup rata-rata adalah 30 hari.

Kutu betina dewasa bertelur, disebut telur kutu, dan menempelkannya di pangkal batang rambut. Telur kutu ditempatkan dalam 1-2 mm dari kulit kepala, di mana suhunya optimal untuk inkubasi. Kutu kepala betina bertelur sebanyak 10 butir per 24 jam, biasanya pada malam hari. Ekstrusi telur dan lem ke batang rambut membutuhkan waktu 16 detik. Telur kutu biasanya terletak di garis rambut posterior dan area postaurikular.

Telur kutu menetas sekitar 8-9 hari jika disimpan mendekati suhu tubuh dan matang dalam 9-12 hari lagi. Telur kutu dapat bertahan hingga 10 hari jauhnya dari inang manusia. Temperatur yang lebih dingin memperlambat penetasan dan pematangan. Nimfa berganti kulit tiga kali sebelum mencapai bentuk dewasanya. Kutu rambut dewasa hanya bertahan 1-2 hari dari inangnya.

Kutu kepala menyebar melalui kontak fisik yang dekat dan kadang-kadang melalui alat yang digunakan bersama misalnya, sisir, sikat, topi, syal, dan alas tidur. Kutu dapat dihilangkan dengan sisir, handuk, dan gerakan udara termasuk mesin pengering rambut. 

Menyisir rambut dan menghilangkan sweter dapat mengeluarkan kutu dewasa lebih dari 1 meter dari kulit kepala yang terinfeksi. Kutu rambut dapat menyebar hingga 23 cm / menit. Kutu kepala sulit menempel dengan kuat pada permukaan yang halus seperti kaca, logam, plastik, kulit sintetis.

Pediculus Humanus Corporis

Tubuh kutu lebih besar dari kutu kepala. Ukuran kutu tubuh berkisar antara 2-4 mm. Kutu betina berukuran lebih besar dari kutu jantan. Seperti halnya kutu kepala, tubuh kutu berbentuk pipih berwarna putih hingga abu-abu dengan perut bersegmen.

Berbeda dengan kutu kepala dan kutu kemaluan, kutu badan tidak hidup pada tubuh manusia. Pediculus humanus corporis lebih menyukai suhu yang lebih dingin dengan hidup dalam pakaian manusia, merangkak ke tubuh hanya untuk makan, terutama pada malam hari. 

Betina bertelur 10-15 telur per hari pada serat pakaian, terutama di dekat jahitannya. Kutu tubuh dewasa dapat hidup hingga 30 hari tetapi mati dalam 1-2 hari jika jauh dari inang dan tanpa makan darah. 

Kutu tubuh menyebar melalui kontak dengan pakaian, selimut, atau handuk yang telah bersentuhan dengan individu yang terinfeksi, atau melalui kontak fisik langsung dengan orang yang terinfeksi kutu tubuh.

Pthirus pubis

Kutu kemaluan berbentuk pendek, lebar (0,8-1,2 mm) dan cakar depan yang besar, yang membuatnya tampak seperti kepiting. Kutu kemaluan berwarna putih sampai abu-abu dan oval dan memiliki perut yang lebih kecil daripada Pediculus humanus capitis dan Pediculus humanus corporis. 

Kutu kemaluan hidup selama kurang lebih 2 minggu, selama itu betina bertelur 1-2 butir per hari. Nimfa muncul dari telur setelah 1 minggu dan kemudian matang menjadi dewasa selama 2 minggu berikutnya.

Cakar besar mereka memungkinkan kutu kemaluan untuk menangkap rambut kemaluan yang lebih kasar di daerah selangkangan, perianal, dan ketiak. Phhirus pubis juga bisa menyerang di area bulu mata, alis, rambut wajah, rambut ketiak, dan, kadang-kadang, pinggiran kulit kepala.

Pthirus pubis kurang bergerak dibandingkan Peduculus humanus dan Pediculus corporis, terutama beristirahat saat menempel pada rambut manusia. Mereka bisa merangkak hingga 10 cm/hari. Mereka tidak dapat bertahan hidup dari manusia selama lebih dari 1 hari.

Penyebab 

  • Pediculus humanus var. capitis (pedikulosis kulit kepala, alis, bulu mata, dan jenggot) 
  • Pediculus humanus var. cotporis (hidup di kelim pakaian dan hidup dari darah) 
  • Phthirus pubis (secara khas ada di rambut pubis, tetapi bisa meluas ke alis, bulu mata, dan rambut aksilari atau rambut tubuh) 

Faktor risiko 

  • Kondisi tingkat kerumunan orang yang tinggi 
  • Kebersihan pribadi buruk 
  • Mengenakan pakaian yang sama dalam  waktu lama (yang bisa terjadi dalam iklim dingin)
  • Berbagi pakaian, topi, sisir, sikat rambut, sprei, atau handuk yang membawa kutu 

Tanda dan gejala 

Pedikulosis kapitis 

  • Ekskoriasi (disertai gatal hebat) 
  • Gatal 
  • Rambut kusut, berbau-busuk, dan tidak sehat (dalam kasus parah) 
  • Limfadenopati oksipital dan servikal 
  • Telur kutu berbentuk oval dan berwarna kelabu-putih di batang rambut 
  • Ruam di batang tubuh (bisa disebabkan oleh sensitisasi) 

Pedikulosis korporis 

  • Kulit kering, mengalami diskolorasi, mengerak tebal, dan bersisik 
  • Pembentukan parut 
  • Papula kecil berwarna merah (biasanya di bahu, batang tubuh, atau pantat) 
  • Ekskoriasi vertikal 
  • Wheal (sejenis papula bulat atau pipih, bisa merupakan reaksi sensitivitas) 

Di kasus parah 

  • Tidak enak badan 

Pedikulosis pubis 

  • Iritasi kulit akibat digaruk 
  • Bintik-bintik kecil berwarna kelabu-biru (maculae caeruleae) yang bisa muncul di paha atau tubuh atas 

Uji diagnostik 

  • Pemeriksaan sinar Wood mencapai fluoresen kutu dewasa. 
  • Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan telur yang terlihat di batang rambut. 

Penanganan 

Pedikulosis kapitis

  • Bilasan krim permethrin digosokkan ke rambut dan dibilas setelah 10 menit. Penanganan sekali saja seharusnya cukup. Alternatifnya meliputi pyrethrins dan sampo lindane. 
  • Sisir bergigi halus yang direndam dalam cuka bisa melepaskan telur dari rambut. 
  • Mencuci rambut dengan sampo biasa bisa membuang kerak. 

Pedikulosis korporis 

  • Mandi dengan sabun dan air akan membuang kutu dari tubuh. 
  • Bilasan krim permethrin digosokkan ke rambut dan kulit dan dibilas setelah 10 menit. 
  • Kutu bisa dibuang dari pakaian dengan mencuci pakaian dalam air panas, menyeterika, atau dry cleaning. 
  • Menyimpan pakaian lebih dari 30 hari atau menempatkannya dalam panas yang kering bersuhu 140° F (60° C) akan membunuh kutu. 

Pedikulosis pubis 

  • Keramaslah dengan sampo lindane selama 4 menit, kemudian ulangi dalam 1 minggu.
  • Pakaian dan sprei harus dicuci untuk mencegah serbuan kutu kembali. 

Prognosis

Perawatan sangat efektif dalam membunuh nimfa dan kutu dewasa, tetapi kurang efektif dalam membunuh telur.

Penggunaan pedikulisid yang sering dapat menyebabkan rasa gatal yang terus-menerus. Kutu tubuh dapat menjadi vektor penyakit seperti tifus epidemik yang ditularkan oleh kutu, demam parit, dan demam berulang/kambuh yang terbawa kutu. 

Kerusakan keutuhan kulit akibat gigitan dapat menyebabkan infeksi bakteri dengan organisme seperti methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Lebih umum, serangan kutu menyebabkan rasa malu dan isolasi sosial daripada penyakit medis.

Intervensi Asuhan Keperawatan 

Intervensi Askep pedikulosis antara lain:

  • Ajari pasien cara menggunakan krim, salep, bedak, dan sampo yang bisa menyingkirkan kutu. 
  • Untuk mencegah diri Anda dari serbuan kutu, hindari kontak dengan rambut, pakaian, dan sprei pasien dalam waktu lama. 
  • Tanyai penderita pedikulosis pubis mengenai riwayat hubungan seksual terbaru sehingga mereka bisa diperiksa dan ditangani. 
  • Untuk mencegah penyebaran pedikulosis ke orang lain yang dirawat di rumah sakit, periksa semua pasien yang masuk ke rumah sakit dan berisiko tinggi, terutama pasien lansia yang dalam perawatannya tergantung pada orang lain, pasien yang dikirim dari rumah perawatan, atau orang yang tinggal dalam kondisi padat penduduk. 

Edukasi Pasien

Pemberian edukasi pasien pada askep pedikulosis terutama koping terhadap stigma sosial yang terkait dengan kejadian kutu rambut harus ditangani. Kebersihan yang buruk bukan merupakan faktor  utama risiko tertular pedikulosis kapitis, meskipun itu untuk kutu tubuh.

Penanganan kutu rambut harus mencakup pemeriksaan terhadap semua individu yang terpajan yaitu semua anggota rumah tangga dan kontak dekat lainnya  dan pengobatan semua yang terinfeksi. 

Individu yang tidak memiliki bukti terserang tidak boleh diobati, namun jika mereka tidur dengan individu yang terinfeksi, perlu dilakukan tindakan profilaksis.

Ketidakpatuhan adalah penyebab umum kegagalan pengobatan pada ketiga jenis infeksi kutu. Oleh karena itu, waktu dihabiskan dengan baik untuk memberikan instruksi terperinci kepada pasien mengenai aplikasi dan waktu pengobatan yang digunakan dalam pengobatan kutu. 

Untuk meminimalkan tertularnya kutu rambut,  anak-anak harus dididik untuk tidak berbagi sisir, sikat, ikat kepala, topi, dan selendang. Topi dan syal tidak boleh ditumpuk di tempat umum, melainkan dipisahkan untuk setiap anak. Mencukur rambut adalah pengobatan yang efektif untuk kutu rambut, tetapi tidak diterima secara sosial di sebagian besar masyarakat.

Semua pasangan dalam sebulan sebelumnya dari orang yang terkena kutu pubis harus dirawat. Kontak intim harus dihindari sampai kedua belah pihak berhasil diobati. Orang yang terinfeksi kutu pubis berisiko terkena penyakit menular seksual lainnya dan harus diskrining untuk itu.

Dalam kasus kutu tubuh, pakaian dan handuk yang terinfeksi perlu dicuci dengan air panas dan dengan pengering panas, pedikulisid biasanya tidak diperlukan. Orang yang terserang penyakit harus diberi nasihat tentang kebersihan yang benar, mengganti pakaian setidaknya sekali sehari, dan pencucian pakaian yang benar.

Referensi:

  1. Pamela.C.A.et.al.2008. Nursing: Understanding Disease. Lippincott William & Wilkins : Norristown Road.
  2. Bradley N. Bragg, Leslie V.Simon. Pediculosis. Stat Pearls. Ncbi.nlm.nih.gov.
  3. Lyn C C Guenther, MD. 2021. Pediculosis and Pthiarisis (Lice Infection). Medscape. emedicine.
  4. CDC. 2007. Pediculosis. https://www.cdc.gov/dpdx/pediculosis/index.html