Widget HTML #1

Hubungan Penuaan dengan Panjang Telomer, Serta Tips Menjaganya Agar Awet Muda

Saat ini para peneliti mempelajari cara memperlambat penuaan secara alami agar bisa tetap muda. Sebuah bagian dari kromosom yang disebut telomer, menjadi target untuk mengungkapkan proses penuaan, dan kaitannya dengan berbagai penyakit degeneratif seperti Alzheimer, parkinson, penyakit cardiovascular, diabetes melitus, dan berbagai jenis kanker.

Telomer

Hubungan Panjang Telomer dengan Penuaan dan Kesehatan
image by Azmistowski17 on wikimedia.org

Telomer adalah segmen DNA di ujung kromosom Manusia. Telomer berfungsi mencegah kromosom berjumbai atau kusut satu sama lain. Ketika kromosom kusut atau berjumbai, dapat menyebabkan informasi genetik tercampur atau hancur, menyebabkan kerusakan sel, meningkatkan risiko penyakit atau bahkan memperpendek umur.

Setiap kali sel membelah, telomernya menjadi lebih pendek. Setelah bertahun-tahun penyambungan dan pemotongan, telomer menjadi terlalu pendek untuk lebih banyak divisi. Pada titik ini, sel tidak dapat membelah lagi dan menjadi tidak aktif, mati atau terus membelah namun dengan karakteristik abnormal yang berpotensi berbahaya.

Pada dasarnya, proses ini sedikit menjelaskan bagaimana tubuh manusia menua. Karena semakin banyak sel yang kehilangan telomer dan tidak berfungsi tanpa sel lain yang menggantikannya, maka tubuh mengalami degenerasi. Proses pemendekan telomere juga  telah dikaitkan dengan penuaan, kanker dan risiko kematian yang lebih tinggi.

Setiap jam biologis telomer yang berdetak  memiliki potensi untuk mengubah hidup manusia secara drastis, tetapi yang menarik, ternyata bukan usia yang menentukan kapan jam biologis akan berhenti, namun panjang telomer tersebut.

Hubungan Telomer dengan Penuaan dan Kesehatan

Hubungan Panjang Telomer dengan Penuaan
Hubungan Panjang Telomer dan Proses Penuaan
 Image by WassermanLab on wikimedia.org
Salah satu penelitian terbesar hingga saat ini tentang telomer menjelaskan efek telomer pada kesehatan seseorang. Dimana telomer yang lebih pendek dikaitkan dengan peningkatan resiko kematian dan munculnya penyakit-penyakit degeneratif.

Penelitian ini menemukan bahwa individu dengan telomer terpendek, atau sekitar 10 persen dari peserta penelitian, 23 persen lebih mungkin meninggal dalam waktu tiga tahun dibandingkan dengan mereka yang memiliki telomer lebih panjang. 

Namun, temuannya lebih rumit dari yang diharapkan. Para peneliti masih tidak yakin apakah panjang telomer hanyalah penanda penuaan, seperti rambut beruban atau kerutan, atau apakah itu merupakan faktor aktif jika seseorang lebih mungkin memiliki penyakit seperti Alzheimer atau meninggal.

Peran Telomerase

Telomerase adalah enzim yang memperpanjang telomer dan menjaganya agar tidak cepat aus atau rusak terlalu dini. Tetapi dengan pembelahan sel yang stabil, kadar enzim telomerase biasanya berkurang, menyebabkan kemungkinan telomer memendek lebih besar. 

Hal ini menjadi alasan jika ilmu pengetahuan berusaha menemukan cara untuk meningkatkan produksi telomerase, sehingga telomer akan tetap panjang dan kemungkinan bisa memperpanjang masa hidup dan mungkin mengurangi risiko beberapa penyakit.

Faktanya, satu penelitian tahun 2010 tentang penuaan yang diterbitkan di Nature yang dilakukan pada hewan pengerat tampaknya mengkonfirmasi teori itu. Tikus yang direkayasa untuk kekurangan telomerase mengalami penuaan sebelum waktunya. Ketika enzim itu diganti, mereka pulih kembali.

Dengan memperbaiki kembali telomerase dalam sel manusia di mana ia berhenti bekerja, penuaan manusia normal mungkin dapat diperlambat. Hal ini bisa berimplikasi pada pemikiran tentang telomerase sebagai intervensi anti-penuaan yang menjanjikan.

Namun masih terdapat keraguan tentang efek aktivitas enzim telomerase ini. Karena sampai saat ini telomerase tidak bisa memperpanjang telomer pada manusia yang mengalami kanker, dimana enzim tumor yang ada tumbuh lebih cepat. 

Pada tahap ini, tampaknya kita tidak cukup tahu tentang memanfaatkan telomerase dengan aman untuk memastikan bahwa itu hanya berfungsi untuk memperpanjang telomer dan tidak benar-benar merangsang kanker.

Tips Memperpanjang Telomer dan Memperlambat Penuaan

Sementara sains dan ilmu pengetahuan masih belum 100 persen yakin bagaimana panjang telomer mempengaruhi bagaimana kita menua, namun hipotes sedehanana menjelaskan bahwa semakin panjang telomer maka secara umum kesehatan akan semakin baik. 

Kabar baiknya adalah bahwa ada berbagai perubahan gaya hidup yang dapat di lakukan hari ini untuk memperpanjang telomer. Beberapa hal tersebut antara lain:

1. Hindari dan Kendalikan Stres

Beberapa penelitian telah mengaitkan stres kronis dengan telomer yang lebih pendek. Sebuah penelitian tahun 2004 membandingkan wanita sehat yang menjadi ibu dari anak-anak yang sehat dengan mereka yang merawat anak-anak yang sakit kronis. Rata-rata, ibu yang mengasuh anak-anak yang sakit memiliki telomer 10 tahun lebih pendek dari ibu kontrol. Artinya, sel-sel mereka berperilaku seolah-olah 10 tahun lebih tua.

Penelitian lain yang meneliti anak laki-laki Afrika-Amerika menemukan bahwa mereka yang berasal dari lingkungan yang penuh tekanan memiliki telomer kurang lebih 40 persen lebih pendek daripada teman sebaya yang berasal dari rumah dengan kondisi lingkungan yang baik dan stabil. 

Kesimpulannya, Stres kronis tidak hanya membuat suasana hati buruk,  namun juga  berkontribusi pada penuaan dengan signifikan. Berolahraga secara teratur, cukup tidur, dan meluangkan waktu untuk diri sendiri setiap hari adalah cara mudah untuk membantu menghilangkan stres.

2. Berolahraga Secara Teratur

Tidak ada yang meragukan manfaat olahraga secara teratur. Dari meningkatkan kebahagiaan hingga memberikan dorongan energi, dan berbagai manfaat lainnya. Jadi, sekarang tidak ada alasan untuk menunda nunda kegiatan olahraga.

Sebuah penelitian menemukan bahwa seseorang yang rutin melakukan olahraga memiliki sekitar 3 persen kemungkinan yang lebih kecil untuk memiliki telomer pendek dibandingkan orang yang tidak berolahraga sama sekali. 

Tidak hanya itu, semakin banyak seseorang berolahraga, semakin panjang telomernya. Korelasi antara panjang telomer dan aktivitas olahraga tampaknya paling kuat di antara mereka yang berusia paruh baya. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai program olahraga dan kebugaran agar menjaga agar telomer tidak memendek.

Penelitian lain tentang bagaimana olahraga membuat sel-sel tetap muda menemukan bahwa orang dewasa paruh baya yang merupakan pelari memiliki panjang telomer rata-rata 75 persen lebih panjang daripada mereka yang tidak banyak bergerak. 

Ini tidak berarti harus menjadi pelari atau atlit. Namun, itu menunjukkan bahwa secara teratur melakukan olahraga yang intens, seperti latihan HIIT, dapat membuat telomer tetap panjang dan bahagia.

3. Konsumsi makanan tinggi Vitamin dan Antioksidan

Makanan tinggi vitamin dipercaya dapat melindungi sel dan telomernya dari kerusakan oksidatif. Diet tinggi antioksidan dapat memperlambat penuaan dan membantu mencegah serta mengurangi kerusakan sel.

Selain itu, mengonsumsi suplemen multivitamin untuk menjembatani kesenjangan antara makanan dengan kebutuhan tubuh juga dapat memperpanjang telomer. Sebuah Penelitian menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi suplemen harian memiliki telomer yang sekitar 5 persen lebih panjang dibandingkan yang tidak mengkonsumsi suplemen multivitamin.

Namun, suplemen tetap tidak dapat mengalahkan manfaat kesehatan vitamin yang bersumber dari makanan segar. Penelitian yang sama menemukan bahwa, bahkan setelah disesuaikan dengan dosis penggunaan suplemen, partisipan yang mengonsumsi makanan tinggi vitamin C dan E langsung dari makanan segar juga memiliki telomer yang lebih panjang. Jeruk, paprika dan kangkung adalah salah satu makanan dengan kandungan vitamin C tertinggi. Untuk vitamin E, bisa didapat dari almond, bayam dan ubi jalar.

Selain itu, Hal yang perlu dilakukan adalah menghindari makanan manis dan olahan. Sebuah penelitian  menemukan hubungan antara konsumsi soda manis dan telomere yang lebih pendek.

4. Berlatih Meditasi dan Yoga

Dalam sebuah penelitian tahun 2014 pada penderita kanker payudara, mereka yang berpartisipasi dalam meditasi dan berlatih yoga dapat menjaga telomer mereka pada panjang yang stabil. Telomer dari kelompok kontrol yang tidak melakukan aktivitas, memendek selama waktu penelitian. 

Sebuah Penelitian tahun 2008 pada pria menemukan bahwa setelah tiga bulan diet vegan, latihan aerobik dan manajemen stres termasuk yoga, didapati peningkatan aktivitas telomerase. 

Meditasi bisa dilakukan dalam bentuk yang berbeda untuk orang yang berbeda. Bagi beberapa orang, melakukan meditasi dengan cara beribadah dan berdo’a  atau menyisihkan waktu untuk merenung. 

Bagi yang lain, meditasi dilakukan dengan menghadiri kelas yoga reguler atau menghabiskan waktu bersama orang yang dicintai tanpa gangguan teknologi atau pekerjaan. Apa pun bentuk meditasi, jelas itu baik untuk pikiran dan tubuh kita.

Akhir Kata

Telomer memendek seiring bertambahnya usia dan pemendekan tersebut menyebabkan penuaan dan apoptosis. Telomer yang lebih pendek juga terlibat dalam ketidakstabilan genomik dan onkogenesis.

Orang yang lebih tua dengan telomere yang lebih pendek memiliki risiko lebih tinggi untuk meninggal karena penyakit jantung dan penyakit menular. Oleh karena itu, tingkat pemendekan telomer sangat penting untuk kesehatan individu dan laju penuaan. 

Untuk menjaga panjang telomer dan mengurangi risiko kanker serta laju penuaan, beberapa kiat bisa dilakukan, seperti meningkatkan konsumsi antioksidan, serat, protein dan lemak sehat.

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah menghindari dan mengendalikan stress baik dengan meditasi, yoga, dan berbagai kegiatan positif lainnya. Dan jangan lupa untuk secara rutin melakukan olahraga atau aktifitas fisik yang menunjang kebugaran tubuh.

Sementara kita menunggu sains untuk mengungkap semua misteri telomer dan bagaimana mekanisme kerjanya dalam proses penuaan dan penyakit, kita dapat membuat perubahan untuk memperpanjangnya dan secara positif melalui usaha-usaha yang sudah terbukti secara ilmiah yang akan mempengaruhi sisa hidup kita.


Referensi:

  1. Kissairis Munoz. 2015. 'How To Lengthen Your Telomeres and Unlock the Key to Longevity'. Dr. Axe
  2. Alan Mozes. 2012. 'DNA Telomere Lenght Tied to Aging, Death Risk'. Health Day
  3. Masood A Shammas. 2011. 'Telomeres, Lifestyle, Cancer, and Aging'. Curr Opin Clin Nutr Metab Care. DOI: 10.1097/MCO.0b013e32834121b1
  4. Stacy Lu. 2014. 'How Chronic Stress Harming our DNA'. American Psychological Association
  5. Paul D Loprinzi et.al. 2015. 'Movement – Based Behaviors and Leukocyte Telomere Lenght among US Adults'. National Library of Medicine. 

Zul Hendry
Zul Hendry Dosen Program Studi Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Mataram