Widget HTML #1

Askep Defisit Perawatan Diri Sdki Slki Siki

Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan untuk melakukan fungsi sehari-hari untuk diri mereka sendiri yang berhubungan dengan aktivitas memelihara kesehatan dan kesejahteraan, seperti berpakaian atau mandi. Defisit perawatan diri dapat terjadi akibat gangguan fisik, mental, dan proses penuaan. Pada tulisan ini, Repro Note akan merangkum mengenai teori dan askep defisit perawatan diri menggunakan pendekatan Sdki Slki dan Siki.

Askep Defisit Perawatan Diri Sdki Slki Siki
Image by Wiroj Sidhisoradej on Freepik

Askep Defisit Perawatan Diri

Pendahuluan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perawatan diri didefinisikan sebagai segala sesuatu atau upaya yang dilakukan seseorang untuk diri mereka sendiri dengan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan, serta untuk mencegah dan menangani penyakit.

Sebaliknya, defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan individu untuk melakukan perawatan diri yang merupakan efek dari keterbatasan sementara seperti kondisi penyakit, pemulihan setelah operasi, atau degenerasi terkait proses menua pada lansia

Selain itu, pada pasien yang menderita gangguan mental seperti depresi dan lain-lain biasanya juga tidak memiliki minat untuk melakukan aktivitas perawatan diri.

Pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri tersebut, perawat memainkan peran penting dalam mengatasinya melalui pendekatan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi. 

Untuk pengkajian, perawat harus mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, lingkungan, dan kebutuhan situasional pasien. Intervensi dapat mencakup membantu pasien membuat tujuan jangka pendek, memacu motivasi, mendorong pasien agar mandiri, dan memberikan bantuan.

Perawatan diri dalam proses keperawatan difokuskan pada Aktivitas hidup sehari-hari atau ADL  mencakup hal-hal yang kita lakukan secara teratur seperti makan, mandi, berpakaian, berdandan, bekerja, mengurus rumah, dan bersantai. Secara sederhana, bisa dikatakan bahwa perawatan diri mengacu pada aktivitas yang dilakukan individu secara mandiri sepanjang hidup untuk meningkatkan dan mempertahankan kesejahteraan pribadi. 

Penyebab Defisit Perawatan Diri

Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab defisit perawatan diri antara lain:

  • Kelemahan atau kelelahan
  • Motivasi menurun
  • Rasa sakit / Nyeri
  • Gangguan kognitif
  • Gangguan perkembangan
  • Gangguan neuromuskular Mobilitas yang buruk
  • Baru selesai menjalani tindakan operasi
  • Kurangnya peralatan 

Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri

Pasien dikategorikan mengalami self care defisit atau defisit perawatan diri jika mengalami gangguan atau  ketidakmampuan untuk melakukan ADL berikut:

a. Makan sendiri (Self Feeding):

  • Menyiapkan makanan, menggunakan peralatan, atau membuka kemasan
  • Menangani peralatan
  • Mengambil atau memegang peralatan minum
  • Mengunyah dan menelan

b. Mandi & menjaga kebersihan diri (Self Bathing & Hygiene):

  • Menyiapkan peralatan
  • Mengatur suhu air
  • Keluar masuk kamar mandi dengan aman
  • Menggerakkan tangan tangan untuk mencuci rambut
  • Membungkuk untuk mencuci tubuh bagian bawah
  • Menyikat gigi
  • Membersihkan Gigi palsu

c. Berpakaian & berdandan (Self Dressing & Grooming):

  • Memilih pakaian yang sesuai
  • Mengencangkan resleting dan mengancing baju
  • Memakai kaus kaki atau sepatu
  • Menyisir rambut
  • Bercukur

d. Menggunakan Toilet (Self Toileting):

  • Masuk dan keluar toilet
  • Melepaskan pakaian untuk menggunakan toilet
  • membersihkan diri setelah eliminasi

Pengkajian

Pengkajian diperlukan untuk mengidentifikasi masalah dan kondisi yang mungkin menyebabkan defisit perawatan diri.

  • Kaji kekuatan pasien untuk melaksanakan ADL setiap hari. Pasien mungkin hanya membutuhkan bantuan pada aspek tertentu saja atau bantuan secara total.
  • Tentukan penyebab spesifik dari setiap defisit perawatan diri yang dialami,  seperti  Masalah penglihatan, kelemahan, atau gangguan kognitif. Berbagai faktor etiologi mungkin memerlukan intervensi yang lebih eksplisit untuk memaksimalkan perawatan diri.
  • Identifikasi jenis alat bantu yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan ADL.
  • Evaluasi refleks muntah atau kemampuan menelan sebelum memulai pemberian makanan oral.
  • Pantau perilaku atau tindakan impulsif yang menunjukkan gangguan persepsi.

Intervensi Keperawatan

  • Tetapkan tujuan jangka pendek dengan pasien. Hal ini akan membantu pasien dengan menetapkan tujuan yang realistis akan mengurangi frustasi.
  • Memberikan penguatan positif untuk semua kegiatan dilakukan dan mencatat pencapaian.
  • Berikan pengawasan untuk setiap aktivitas sampai pasien bisa melakukan kegiatan secara mandiri dengan aman. Evaluasi kembali secara teratur untuk memastikan bahwa pasien tetap aman. Kemampuan pasien untuk melakukan perawatan diri dapat berubah dari waktu ke waktu dan perlu dievaluasi secara teratur.
  • Motivasi pasien untuk meningkatkan kemandirian namun tetap berikan bantuan saat pasien masih mengalami self care defisit.
  • Tingkatkan kemandirian seoptimal mungkin. Tujuan proses rehabilitasi adalah mencapai tingkat kemandirian seoptimal mungkin.

Feeding

  • Melatih pasien makan sendiri sesegera mungkin, jika salah satu tangan mengalami gangguan maka latih dengan tangan yang satunya.
  • Jika menggunakan gigi palsu atau kacamata, pastikan pasien sudah memakainya.
  • Tempatkan pasien dalam posisi yang nyaman untuk makan untuk mempermudah dan mengurangi resiko aspirasi.
  • Berikan peralatan makan yang sesuai untuk membantu pasien makan sendiri.
  • Pastikan konsistensi makanan sesuai dengan kemampuan pasien untuk mengunyah dan menelan.
  • Jika penglihatan terganggu bimbing pasien mengenai posisi makanan di piring.

Berpakaian dan berdandan (Dressing & Grooming)

  • Berikan privasi selama berpakaian. Bagi sebagian besar pasien, kebutuhan akan privasi merupakan hal yang mendasar. Perawat harus memaklumi bahwa pasien mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan orang normal.
  • Gunakan alat bantu yang sesuai untuk berpakaian, gunakan pakaian yang mudah dikancingkan.
  • Berikan bantuan dan dorongan untuk berpakaian sesuai kebutuhan
  • Terapkan aktivitas dan istirahat secara teratur
  • Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman

Toileting

  • Kaji dan catat pola toileting saat ini dan sebelumnya termasuk rutinitas BAB dan BAK
  • Kaji kemampuan pasien untuk verbalisasi kebutuhan berkemih dan kapasitas menggunakan urinoir atau pispot. 
  • Bawa pasien ke toilet secara berkala atau intermitten untuk berkemih jika memungkinkan untuk melatih pasien dan menghilangkan inkontinensia.
  • Berikan privasi kepada pasien saat di toilet
  • Berikan supositoria dan pelunak feses
  • Amati dengan cermat kemungkinan kehilangan keseimbangan atau resiko jatuh
  • Tingkatkan kemandirian dengan tetap memberikan intervensi atau bantuan jika pasien membutuhkan.

Diagnosa, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Sdki Slki Siki

Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri (Sdki D.0109)

Luaran: Perawatan Diri Meningkat (Slki L.11103)

  • Kemampuan mandi meningkat
  • Kemampuan mengenakan pakaian meningkat
  • Kemampuan makan meningkat
  • Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) meningkat
  • Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri meningkat
  • Minat melakukan perawatan diri meningkat

Intervensi Keperawatan:

a. Dukungan Perawatan Diri (Siki I.11348)

  • Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
  • Monitor tingkat kemandirian
  • Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan
  • Sediakan lingkungan yang terapeutik (mis: suasana hangat, rileks, privasi)
  • Siapkan keperluan pribadi (mis: parfum sikat gigi, dan sabun mandi)
  • Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
  • Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
  • Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri
  • Jadwalkan rutinitas perawatan diri
  • Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan

b. Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK (Siki I.11349)

  • Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia
  • Monitor integritas kulit pasien
  • Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi
  • Dukung penggunaan toilet/commode/pispot/urinal secara konsisten
  • Jaga privasi selama eliminasi
  • Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
  • Bersihkan alat bantu BAK/BAB setelah digunakan
  • Latih BAK/BAB sesuai jadwal, jika perlu
  • Sediakan alat bantu (mis. kateter eksternal, urinal), jika perlu
  • Anjurkan BAK/BAB secara rutin
  • Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu

c. Dukungan Perawatan Diri: Berpakaian (Siki I.11350)

  • Identifikasi usia dan budaya dalam membantu berpakaian/berhias
  • Sediakan pakaian pada tempat yang mudah dijangkau
  • Sediakan pakaian pribadi, sesuai kebutuhan
  • Fasilitasi mengenakan pakaian, jika perlu
  • Fasilitasi berhias (mis: menyisir rambut, merapikan kumis/jenggot)
  • Jaga privasi selama berpakaian
  • Tawarkan untuk laundry, jika perlu
  • Berikan pujian terhadap kemampuan berpakaian secara mandiri
  • Informasikan pakaian yang tersedia untuk dipilih, jika perlu
  • Ajarkan menggunakan pakaian, jika perlu

d. Dukungan Perawatan Diri: Makan/Minum (Siki I.11351)

  • Identifikasi diet yang dianjurkan
  • Monitor kemampuan menelan
  • Monitor status hidrasi pasien, jika perlu
  • Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama makan
  • Atur posisi yang nyaman untuk makan/minum
  • Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
  • Letakkan makanan di sisi mata yang sehat
  • Sediakan sedotan untuk minum, sesuai kebutuhan
  • Siapkan makanan dengan suhu yang meningkatkan nafsu makan
  • Sediakan makanan dan minuman yang disukai
  • Berikan bantuan saat makan/minum sesuai tingkat kemandirian, jika perlu
  • Motivasi untuk makan di ruang makan, jika tersedia
  • Jelaskan posisi makanan pada pasien yang mengalami gangguan penglihatan dengan menggunakan arah jarum jam (mis: sayur di jam 12, rendang di jam 3)
  • Kolaborasi pemberian obat (mis: analgesik, antiemetik), sesuai indikasi

e. Dukungan Perawatan Diri: Mandi (Siki I.11352)

  • Identifikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan diri
  • Identifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
  • Monitor kebersihan tubuh (mis: rambut, mulut, kulit, kuku)
  • Monitor integritas kulit
  • Sediakan peralatan mandi (mis: sabun, sikat gigi, shampoo, pelembab kulit)
  • Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
  • Fasilitasi menggosok gigi, sesuai kebutuhan
  • Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan
  • Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
  • Berikan bantuan sesuai tingkat kemandirian
  • Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap Kesehatan
  • Ajarkan kepada keluarga cara memandikan pasien, jika perlu

Referensi:

  1. Gill Wayne RN. 2022. Self Care Deficit Nursing Diagnosis And Care Plans. Nurses Labs.
  2. Maegan Wagner RN.CCM. 2021. Self Care Deficit Nursing Diagnosis & Care Plan. Nurse Together.
  3. PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
  4. PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
  5. PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Ns.Radliyatul Fahmi, S.Kep
Ns.Radliyatul Fahmi, S.Kep Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat