Widget HTML #1

Konsep Lansia Dalam Keperawatan

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional,telah mewujudkan hasil yang positip di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan IPTEK terutama di bidang medis dan keperawatan sehingga dapat meningkatkan umur harapan hidup dan kualitas kesehatan penduduk. Hal ini menjadikan peningkatan jumlah penduduk berusia lanjut dan akan terus bertambah dari tahun ke tahun.

Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of the Erderly, WHO yang telah  mengadakan pertemuan tahun 1987. menjelang tahun 2000 kurang lebih dua diantara tiga orang dari 600 juta orang lanjut usia berada di negara berkembang. Di Indonesia akan diperkirakan bereanjak dari peringkat kesepuluh pada tahun 1980 ke peringkat enam pada tahu 2020, di atas brazil yang menduduki peringkat ke sebelas tahun 1980. 

Banyak kelainan/ penyakit yang prevalensinya meningkat dengan bertambahnya usia , organ system yang mengalami proses penuaan akan rentan terhadap penyakit.Untuk memahami proses penyakit yang dialami oleh kelompok usia lanjut ini, terlebih dulu kita harus memahami kaitan antara perubahan usia dengan perubahan fungsi organ system yang terkena. 

Makin panjangnya umur harapan hidup hidup tersebut, disamping sebagai suatu kebanggaan tetapi di pihak lain juga merupakan tantangan yang sangat berat, mengingat tidak sedikit masalah yang bias timbul akibat dampak penuaan.Hal yang menghawatirkan adalah keadaan ini tidak disertai peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi lansia. Pengetahuan perawatan lansia baik oleh keluarga, maupun lembaga social lainnya masih sangat kurang ( Darmojo dan Martono, 1999 )

Disinilah peran perawat sanngat penting untuk mempertahankan derajat kesehatan lansia agar bisa memnuhi kebutuhan secara mandiri dan terhindar dari penyakit.

Proses Menua

Proses menua merupakan hal yang pasti terjadi pada setiap manusia, merupakan proses biologis alami dan tidak dapat dihindari. Pada proses penuaan terjadi penurunan kemampuan sel dan jaringan untuk mempertahankan struktur dan fungsinya seperti saat masih muda. Termasuk ketahanan terhadap trauma dan infeksi akan menrurun.

Begitu melewati fase dewasa, perlahan namun pasti terjadi kemunduran fungsi dari setiap organ tubuh. Penurunan massa otot, jaringan syaraf, dan jaringan yang lainnya. 

Umumnya puncak kematangan fisiologis terjadi pada usia 20-30 tahun. Setelah mencapai puncak , fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa saat, kemuydian menurun sedikit demi sedikit sesuai bertambahnya umur.

Demografi Lansia

Pada kata sambutan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial/Kepala Badan Kesejahteraan Sosial Nasional pada Konggres Nasional Lanjut Usia tahu 2001 di Jakarta pada 31 Januari 2001; disinggung bahwa harapan hidup di Indonesia mengalami peningkatan, selain terjadi pula peningkatan jumlah dan proporsi lanjut usia terhadap jumlah penduduk. 

Pada tahun 1980, harapan hidup perempuan adalah 54 tahun, pada tahun 2000 adalah 70 tahun. Bagi laki-laki, angka tersebut 50,9 pada tahun 1980, 61 pada tahun 2000 dan 65 tahun 2000. Adapun peningkatan jumlah dan presentasi penduduk berusia 60 tahun atau lebih adalah sebagai berikut :

Konsep Lansia Dalam Keperawatan

Teori Menua

Teori Biologis 

Untuk menjelaskan perubahan fisik yang terjadi pada proses penuaan, disusun teori biologis tentang penuaan (Mary ANN Christ et al, 1993, dikutip oleh Hardywinoto & Toni Setiabudi,1999). Dikemukakan bahwa penuaan merupakan proses secara berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan struktur sel, akibat interaksi sel dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan generatif.

Teori biologis tentang penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsic dan ekstinsik. Intrinsik berati perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab di dalam sel sendiri, sedang teori ekstrinsik menjelaskan bahwwa perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan.

Teori biologis dibagi dalam :

1. Teori Genetik Clock

Menurut teori ini menua telah terpogram secara genetic untuk spesies-spesies tertentu. Masing-masing spesies telah terprogram didalam inti selnya jeam genetik yang menentukan kapan replikasi dan kapan siklus sel akan berhenti.

Jadi menuurut konsep ini bila jam kita ini berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa diserta kecelakaan lingkungan atau penyakit. 

2. Mutasi Somatik (Teori Error Catastrope)

Menurut hipotes ini, menua disebabkan kesalahan yang beruntun dalam jangka waktu yang lama dalam transkripsi dan translasi. Kesalahan tersebut menyebabkan gangguan metabolisme dan terbentuknya enzim yang salah sehingga mengurangi fungsional sel. 

Walaupun dalam batas-batas tertentu kesalahan dalam pembentukan RNA dapat diperbaiki, namum kemampuan memperbaiki diri terbatas pada transkripsi yang tentu akan menyebabklan kesalahan sintesis protein atau enzim yang dapat menimbulkan metabolit berbahaya. Kesalahan proses translasi akan menyebakna keslahan yang lain semakin tinggi.

3. Teori Auto Immune

Teori ini menyatakan bahwa tubuh memproduksi zat tertentu dalam metabolismenya, yang menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh itu sendiri. Sehingga menyebabkan jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. 

4. Teori Radikal Bebas

Adanya radikal bebas di alam menyebankan sel-sel tubuh tidak bisa beregenerasi. Ketidak stabilan radikal bebas mengingkat dan mengoksidasi zat-zat organik seperti karbohidrat dan protein.

Teori Sosial

Salah satu teori social yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori Pembebasan ( Disengagement theori ).

Teori ini menyebutkan bahwa seseorang akan mulai melepaskan diri secara berangsur-angsur dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi soial lansia menurun, baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda.

Teori Psikologi

a. Kehilangan peran ( Loss of role )

b. Kontak sosial yang terhambat ( restraction of Contacts and Relation Ships )

c. Berkurangnya komitmen ( to Social Mores and Values )

Mitos Pada Lansia vs Kenyataannya

1. Mitos Kedamaian dan ketenangan

Pada saat lanjut usia tingal menikmati hasil kerja keras saat masih produkrif. Bahwa maslah sudah terlewati dan tingal menikmati masa tenang dan damai. Kenyataan sebaliknya usia lanjut penuh dengan stress dan karena kemiskinan  dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit.

2. Mitos Konservatisme dan Kemunduran Pandangan

Usia lanjut pada umumnya konservatif, tidak kreatif, menolak inovasi, berorientasi ke masa silam, ketinggalan jaman, merindukan masa lalu, kembali ke masa anak-anak, susah berubah, keras kepala dan bawel. Kenyataan tidak semua lansia bersifat dan berprilaku demikian. Sebagaian tetap segar berpandangan ke depan dan inovatif serta kreatif.

3. Mitos Berpenyakitan

Lansia dipandang sebagai masa degeneratif biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat berbagai proses penyakit.Kenyataannya memang proses menua disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh serta metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit, teapi masa sekarang banyak penyakit yang dapat dikontrol dan diobati.

4. Mitos senilitas

Usia lanjut dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan olek kerusakan bagian tertentu dari otak. Padahal dalam kenyataan banyak ditemukan lansia yang masih segar dan produktif. Tidak semua lansia mengalami kerusakan daya ingat. Contohnya banyak tokoh agama, atau guru-guru besar yang masih produktif mengajar, di perguruan tinggi. Walaupun secara lepegawaian mereka sudah pensiun, namun diminta untuk mengabdi di kampus.

5. Mitos ketidak produktifan

Usia lanjut dipandang sebagai usia yang tidak produktif. Kenyataan tidak demikian, masih banyak lansia yang masih produktif berkarya walauppun dalam usia senja.

Perubahan Yang Terjadi Akibat Proses Penuaan

Perubahan yang terjadi akibat proses penuaan bersifat umum (universal). Bila proses berlangsung secara wajar tanpa pengaruh dari luar disebut proses penuaan primer. Sebaliknya stress psikis dan social serta kondisi lingkungan mempengaruhi jalannya proses penuaan, hal ini disebut proses penuaan sekunder.

Berikut ini beberapa perubahan struktur dan fungsional tubuh yang terjadi sebagai proses penuaan dan dengan sendirinya akan menyebabkan perubahan anatomi fisiologi serta psikologi pada usia lanjut.

Perubahan Kondisi Fisik

1. Perubahan sel antar jaringan

2. Perubahan sistem pendengaran

3. Perubahan sistem penglihatan

4. Perubahan sistem kardiovaskuler

5. Perubahan sistem Respirasi

6. Perubahan sistem Gastrointestinal

7. Perubahan sistem urinaria

8. Perubahan sistem Reproduksi

9. Perubahan sistem muskuloskeletal dan kulit

10. Perubahan sistem endokrin

Perubahan Kondisi Mental

Secara umum usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan fungsi psikomotor. Hal ini biasanya erat kaitannya dengan kemunduran fungsi fisik. Intelegensi diduga secara umum makin mundur terutama factor penolakan abstrak mulai lupa terhadap kejadian baru, masih terekam baik kejadian masa lalu.

Dalam aspek mental emosional kadang muncul rasa tidak aman, kecemasan, merasa terancam oleh penyakit, takut ditelantarkan, atau muncul rasa kurang mampu untuk mandiri.

Perubahan Psikososial

Masalah psikososial biasanya tergantung dari kepribadian individu masing-masing. Perubahan kondisi dari biasanya bekerja kemudian pensiun. Bagi yang jeli, dia akan mempersiapkan kegiatan-kegiatan alternatif untuk mengisi masa pensiun dan memanfaatkan waktunya.  

Tapi banyak juga yang pensiun namuntidak siap terhadap perubahan mendadak dalam kehidupan rutinnya. Menjadi merasa kurang melakukan kegiatan yang berguna, dan kadang menjadi sumber stress tersendiri bagi lansia tersebut.


Sumber :

Andrew Mc Ghie,MA,PH.D, (1996), Penerapan Psikologi dalam Keperawatan. Yogyakarta.Yayasan Essentia Medica, halaman 147-163.           

Direktorat Kesehatan jiwa, Direktorat Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, (1991), Pedoman pelayanan Kesehatan Jiwa Usia Lanjut, Jakarta.

Lueckenotte, (1998 ), Pengkajian Gerontology, ECG, Jakarta.

Lumban Tobing, SM ( 1995 ), Kecerdasan Pada Usia Lanjut dan Dimensia, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Boedhi R Darmodjo, (2000), Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ), Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Wahyudi Mugroho, SKM, (2000), Keperawatan Gerontik, EGC, Jakarta.


Ns.Radliyatul Fahmi, S.Kep
Ns.Radliyatul Fahmi, S.Kep Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat