Widget HTML #1

Prosedur Pemasangan Kateter

Kateterisasi atau pemasangan kateter uretra adalah prosedur medis untuk membantu eliminasi urin melalui drainase langsung dari kandung kemih. Pemasangan kateter dapat digunakan untuk tujuan diagnostik dalam rangka membantu menentukan etiologi berbagai kondisi genitourinari atau terapeutik untuk meredakan retensi urin, memasukan obat-obatan seperti kontras, atau melakukan irigasi dan pembilasan. 

Prosedur Pemasangan Kateter
Image by Own work on Wikimedia.org

Tujuan Pemasangan Kateter

Diagnostik

  • Pengumpulan spesimen urin yang tidak terkontaminasi
  • Pemantauan pengeluaran urin
  • Pencitraan saluran kemih

Terapi 

  • Retensi urin akut seperti hipertrofi prostat jinak (BPH), pembekuan darah, dll.
  • Inisiasi irigasi kandung kemih terus menerus
  • Dekompresi intermiten untuk kandung kemih neurogenik
  • Perawatan higienis bagi pasien yang harus bed rest totaal.

Kontraindikasi

Kontraindikasi pemasangan kateter adalah adanya cedera traumatis pada saluran kemih bagian bawah misalnya, robekan uretra. Kondisi ini dicurigai pada pasien pria dengan cedera panggul atau tipe straddle. 

Tanda-tanda yang meningkatkan kecurigaan cedera adalah prostat yang meninggi, hematoma perineum, atau darah pada meatus. Ketika salah satu tanda ini muncul setelah kejadian trauma, harus dilakukan uretrogram retrograde untuk memastikan tidak adanya robekan uretra sebelum melakukan pemasangan kateter ke dalam kandung kemih.

Jenis Kateter

Secara umum terdapat tiga jenis kateter, yaitu kateter menetap, kateter eksternal, dan kateter sementara atau intermitten.

Kateter menetap (foley kateter)

Kateter yang menetap dikenal juga sebagai Foley kateter. Jenis kateter ini digunakan untuk jangka waktu pendek atau jangka panjang.

Balon kecil di ujung kateter dipompa dengan udara atau air untuk mencegah selang terlepas keluar dari tubuh. Balon ini dapat dikempiskan saat kateter perlu dilepas.

Kateter eksternal (Kondom kateter)

Kondom kateter adalah kateter yang ditempatkan di luar tubuh. Jenis Ini biasanya dipakai pada pria yang tidak memiliki masalah retensi urin tetapi memiliki cacat fungsional atau mental yang serius, seperti demensia. 

Kateter ini umumnya lebih nyaman dan memiliki risiko infeksi yang lebih rendah daripada kateter menetap. Kondom kateter biasanya perlu diganti setiap hari, tetapi beberapa merek dirancang untuk digunakan lebih lama. 

Kateter intermiten

Seseorang mungkin hanya memerlukan kateter untuk waktu yang singkat setelah operasi sampai kandung kemih kosong. Setelah kandung kemih kosong, kateter intermitten akan dilepas. 

Prosedur Pemasangan Kateter

Persiapan Alat :

1. Alat-alat steril 

  • Kateter
  • Sarung tangan
  • Kapas savlon
  • Vaselin
  • Gaas

2. Alat-alat tidak steril :

  • Bengkok
  • Pengalas/perlak
  • Sketsel

Persiapan pasein :

  • Pasien diberi penjelasan
  • Atur posisi pasien : Dorcal Recumbent


Pelaksanaan 

1. Alat-alat yang dildekatkan pada penderita 

2. Pasang sampiran 

3. Sarung atau pakaian bawah pasien ditarik keatas 

4. Pasang pengalas/perlak

5. Mencuci tangan

6. Bengkok diletakkan dekat dengan bokong

7. Memakai hand scoon

8. Pada wanita :

  • Bersihkan vulva dengan kapas sublimat
  • Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri buka labia dengan kapas sublimat yang baru
  • Tangan kanan dengan kapas sublimat bersihkan vulva bagian dalam dari atas ke bawah.Tekan lokasi yang akan ditusuk dengan memakai bethadin/ yodium kemudian alkohol, selanjutnya yang sudah dipakai dibuang ke bengkok
  • Ambil kateter, berisi minyak/vaselin pada bagian ujungnya
  • Memasukkan kateter kedalam ureter (kurang lebih 5 cm)
  • Tampung urine steril dalam bengkok bila perlu urine steril, tampung dalam botl steril
  • Jika urine sudah keluar semua kateter ditarik dengan hati-hati, klien disuruh menarik nafas panjang
  • Alat-alat dibersihkan, mencuci tangan semua tindakan dan hasil tindakan dicatat di rekam perawatan

9.  Pada laki-laki :

  • Penis dipasang dengan tangan kiri dialasi dengan kain kasa
  • Bersihkan dengan kapas sublimat 
  • Penis ditarik keatas dengan posisi 90 % 
  • Ambil kateter / foley yang sudah diolesi minyak/vaselin masukkan perlahan-lahan kurang lebih 17 cm sampai urine keluar.
  • Tarik kateter dengan hati jika sudah semua urine keluar
  • Alat-alat dibersihkan
  • Mencuci tangan
  • Tindakan dan hasil tindakan Dicatat direkam perawatan

Komplikasi Pemasangan Kateter

Menurut sebuah artikel di BMC Urology, foley kateter adalah salah satu penyebab utama infeksi saluran kemih (ISK) pada saat perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, penting untuk rutin membersihkan kateter untuk mencegah infeksi.

Gejala Infeksi Saluran Kemih (ISK) antara lain: demam, sakit kepala, urin keruh karena nanah, kebocoran urin dari kateter, darah dalam urin, urin berbau busuk, sakit pinggang dan pegal-pegal.

Komplikasi lain yang bisa timbul dari penggunaan kateter antara lain:

  • Hematuria
  • Cedera pada uretra
  • Kerusakan ginjal (pada kateter menetap jangka panjang)
  • Septikemia

Referensi 

  1. Gil Z Shlamovitz. 2021. Urethral Catheterization in Men. Med Scape. https://emedicine.medscape.com/article/80716-overview
  2. Jacquelyn Cafasso. 2018. Urinary Catheters. Health Line. https://www.healthline.com/health/urinary-catheters
  3. Stikes Yarsi Mataram. 2017. Prasat Pemasangan Kateter. Panduan PBP Prodi D.3 Keperawatan