Widget HTML #1

Perkembangan Remaja, Aspek Fisik dan Reproduksi

Masa perkembangan remaja dimulai pada saat anak perempuan mengalami menstruasi yang pertama atau menarce, sedangkan pada anak laki-laki yaitu pada saat keluarnya cairan semen. lstilah “Remaja” adolescence berasal dari kata adolescere yang berarti "tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa".

Waktu terjadi  proses kematangan reproduksi pada laki-laki dan perempuan berbeda, hal ini dipengaruhi oleh hormonal dan asupan zat gizi pada saat anak-anak. 

Remaja adalah mereka yang berusia 10-20 tahun, dan ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek fungsional. WHO memberikan definisi masa remaja mulai di usia 10-24 tahun.

Dari segi umur remaja dapat dibagi menjadi remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle adolescence (14-16 tahun) dan remaja akhir/late adolescence (17-20 tahun). 

Menurut Depkes Rl, masa remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang yang berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa muda.

Perkembangan Remaja, Aspek Fisik dan Reproduksi

Perkembangan Fisik, Emosional, dan Reproduksi Remaja

Perkembangan Fisik Remaja 

Datangnya masa remaja, ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik. Perkembangan remaja dalam aspek fisik tersebut, terutama dalam hal perubahan yang menyangkut ukuran tubuh, perubahan proposisi tubuh, perkembangan ciri-ciri reproduksi primer, dan perkembangan ciri-ciri organ reproduksi sekunder. 

Perkembangan remaja yang terjadi pada aspek fisik berlangsung melalui perubahan internal maupun eksternal.

Perkembangan internal

Perkembangan remaja yang terjadi pada  organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja.

Perubahan tersebut mencakup Sistem pencernaan, dimana perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.

Perkembangan remaja pada sistem peredaran darah, Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali lebih berat pada waktu lahir. panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan.

Pada sistem pernafasan, kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapai tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian, satu atau dua tahun setelah usia anak perempuan.

Sistem endokrin, kegiatan kelenjar kelamin yang meningkat pada masa remaja menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem pada masa awal remaja. Kelenjar-kelenjar reproduksi berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.

Perkembangan remaja pada sistem rangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.

Perkembangan Eksternal

Perubahan dalam tubuh seorang remaja yang,mengalami datangnya masa remaja ini terjadi sangat pesat. Perkembangan remaja yang terjadi, dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah tinggi badan, berat badan, dan perubahan organ reproduksi baik primer maupun sekunder.

Untuk tinggi badan, rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya. 

Perubahan berat badan biasanya mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. 

Perkembangan Reproduksi Remaja

Perkembangan remaja pada aspek reproduksi, dimana Ciri primer baik laki-laki maupun perempuan organ reproduksi mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian (dewasa).

Ciri-ciri perkembangan sekunder yang utama mulai matang pada masa akhir remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.

Terdapat  perbedaan perubahan fisik terutama perubahan primer dan sekunder pada perempuan dan laki-laki. Perbedaan ini sebagian besar di pengaruhi oleh hormon testosteron pada laki-laki dan estrogen  pada perempuan. 

Remaja Perempuan

Perkembangan remaja perempuan umumnya pesat pada usia 10 - 11 tahun. Perkembangan payudara merupakan tanda awal dari pubertas, dimana daerah areola mamae dan sekitarnya mulai membesar, kemudian rambut pubis muncul.

Pada sepertiga anak remaja, pertumbuhan rambut pubis terjadi sebelum tumbuhnya mamae, rambut ketiak dan badan mulai tumbuh pada usia 12-13 tahun, tumbuhnya rambut badan bervariasi luas. Keringat ketiak mulai diproduksi pada usia 12 - 13 tahun, karena berkembangnya kelenjar apokrin yang juga menyebabkan keringat ketiak mempunyai bau yang khas.

Menstruasi terjadi pada usia 11 - 14 tahun. Pematangan reproduksi penuh remaja perempuan terjadi pada usia 16 tahun, sedang pada laki-laki pematangan penuh terjadi pada usia 17-18 tahun.

Salah satu buah dada dapat tumbuh lebih besar dari yang lain, namun perbedaannya tidak terlalu mencolok. Harus diingat, besar kecilnya payudara dipengaruhi faktor keturunan, dan dapat berbeda dari generasi ke generasi dalam keluarga.

Hal lain yang mungkin terjadi pada pubertas adalah pertumbuhan rambut. Beberapa anak perempuan dapat tumbuh rambut atau tumbuh kumis yang tipis, hal ini merupakan variasi yang normal. 

Remaja Laki-laki

Perkembangan remaja laki-laki pada sistem reproduksi umumnya pesat pada usia 12-13 tahun, dimana penis mulai membesar. Pada usia 11 - 12 tahun, testis dan skrotum membesar, kulit skrotum menjadi gelap, dan rambut pubis mulai tumbuh. 

Ejakulasi mulai terjadi pada usia 13 - 14 tahun. Rambut ketiak, rambut badan, kumis, cambang dan jenggot tumbuh pada usia 13 – 15 tahun, dan pertumbuhannya pada badan sangat bervariasi, mulai dari perut hingga ke dada, perkembangan kelenjar ketiak, yaitu kelenjar apokrin meningkatkan produksi keringat di ketiak dan menimbulkan bau badan dewasa. Suara parau timbul saat usia 14-15 tahun. setahun sebelum suara pecah, jakun mulai tumbuh.

Perkembangan remaja laki-laki selama masa pubertas yqitu testis menjadi lebih besar, spermatozoa mulai terbentuk, dan pada prinsipnya pada saat tersebut system reproduksi telah matang dan mulai berfungsi.

Remaja laki-laki mulai mengalami mimpi basah yang mengakibatkan keluarnya spermatozoa. Peristiwa inilah yang dipakai sebagai tanda mulainya pubertas. Awal pubertas pada remaja laki-laki biasanya dimulai pada usia 10 - 13 tahun. saat mulai pubertas sampai dewasa, biasanya memerlukan waktu sekitar 4 tahun.

Perkembangan emosi dan Psikososial Remaja

Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan reproduksi, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan organ reproduksi dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja.

Datangnya menarche dapat menimbulkan reaksi yang positif maupun negatif bagi remaja perempuan. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapat informasi tentang akan datangnya menstruasi maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi maka akan merasakan pengalaman yang negatif.

Setiap tahap perkembangan remaja akan terdapat tantangan dan kesulitan-kesulitan yang membutuhkan suatu ketrampilan untuk mengatasinya. Mereka dihadapkan pada dua tugas utama, yaitu mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian dari orang tua dan membentuk identitas untuk tercapainya integrasi diri dan kematangan pribadi.

Akibat terjadinya kematangan reproduksi, akan tejadi percepatan pertumbuhan badan dimana pertumbuhan anggota badan lebih cepat daripada badannya sehingga untuk sementara waktu proporsi tubuh tidak seimbang. 

Tangan dan kakinya lebih panjang dalam perbandingan dengan badannya. Sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya, oleh karena itu mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya bila kurang proposional.

Selain itu kematangan reproduksi juga mengakibatkan remaja mulai tertarik terhadap anatomi fisiologi tubuhnya, mulai muncul kecemasan-kecemasan dan pertanyaan-pertanyaan seputar menstruasi, mimpi basah, ukuran buah dada, penis dan lain sebagainya. 

Pada saat itu mereka mulai memperhatikan tubuhnya dan penampilan dirinya dan sering membandingkan dirinya dengan orang lain. Selain tertarik kepada dirinya, juga mulai muncul perasaan tertarik kepada teman sebaya yang berlawanan jenis, walaupun masih disembunyikan, karena mereka menyadari masih terlalu kecil untuk berpacaran. 

Pada remaja menengah, remaja banyak mengunakan waktunya untuk memuat dirinya lebih menarik, sehingga mulai memperhatikan dandanannya, misalnya pakaian, model rambut, dan alat-alat kecantikan.

Sikap dan Perilaku Remaja

Sikap dan Perilaku selama masa perkembangan remaja hakekatnya bersumber pada perubahan organobiologik akibat pematangan pada organ-organ reproduksi. 

Saat ini, Remaja indonesia sedang mengalami perubahan sosial yang cepat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka.

Remaja yang dahulu terjaga secara kuat oleh sistem keluarga, adat budaya serta nilai-nilai tradisional yang ada, telah mengalami pengikisan yang disebabkan oleh urbanisasi dan industrialisasi yang cepat. 

Penelitian-penelitian mengenai kaum remaja di Indonesia pada umumnya menyimpulkan bahwa nilai-nilai hidup kaum remaja sedang dalam proses perubahan. Remaja Indonesia dewasa ini nampak lebih bertoleransi terhadap gaya hidup bebas. 

Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh berbagai institusi di Indonesia selama kurun waktu tahun 1993-2002, menemukan bahwa lima sampai sepuluh persen wanita dan delapan belas sampai tiga puluh delapan persen pria muda berusia 16-24 tahun telah melakukan hubungan pranikah dengan pasangan yang seusia mereka.

Banyaknya remaja yang  telah melakukan hubungan sebelum menikah menjadi pemikiran serius  bagi orang tua, masyarakat, pendidik, agamawan bahkan remaja itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan selama ini. 

Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Jawa Tengah yang menunjukkan bahwa 6 persen dari 630.283 atau sekitar 37.817 siswa SLTA di Jawa Tengah telah melakukan hubungan sebelum nikah. 

Penelitian tim Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran  menemukan bahwa remaja yang pernah berhubungan sebelum menikah di Bandung 21,75%, Cirebon 31,6%, Bogor 30,85% dan Sukabumi 26,47% (Republika, 1999).

Masalah perilaku remaja, selain merupakan masalah remaja sendiri, juga perlu mendapatkan perhatian dari berbagai fihak. Antara lain, orang tua, pendidik, tokoh agama, dan pemerintah. Hal ini akan menimbulkan masalah dan menjadi beban, baik remaja maupun orang tua. Berbagai akibat yang ditimbulkan antara lain kehamilan pra nikah, Penyakit kelamin (PMS), HIV dan AIDS.

Akhir Kata

Menghadapi remaja perlu adanya peningkatan pengawasan dan bimbingan baik dari orang tua dan masyarakat dengan cara yang bijaksana.

Fungsi pengayoman dari orang tua perlu ditegakan lebih dulu dalam kehidupan keluarga sehari hari dan pendidikan agama sedini mungkin. 

Karena masa remaja adalah dalam proses pembentukan diri, kepribadian yang belum stabil, kuatnya pengaruh teman dan sikapnya yang mulai kritis. 

Oleh sebab itu, informasi yang benar sesuai dengan nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat sangat perlu diberikan pada remaja.

Zul Hendry
Zul Hendry Dosen Program Studi Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Mataram