Widget HTML #1

Pusat Kontrol Sistem Reproduksi Pria

Reproduksi adalah proses penting untuk menghasilkan keturunan sebagai generasi penerus baru. Proses reproduksi merupakan proses rumit dan dikontrol oleh berbagai mekanisme, salah satunya oleh sistem neuroendokrin. Sistem neuroendokrin adalah pendorong utama fungsi reproduksi. Kemampuan reproduksi tergantung pada hubungan antara hypothalamus, hipofisis bagian anterior, organ reproduksi, dan sel target hormon. 

Fungsi reproduksi pada pria dapat dibagi menjadi tiga subdivisi utama yaitu spermatogenesis, kinerja kegiatan reproduksi pria, dan pengaturan fungsi reproduksi pria dengan berbagai hormone. Fungsi reproduksi ini disertai oleh pengaruh hormon reproduksi pria terhadap organ kelamin tambahan pria,metabolisme sel, pertumbuhan, dan fungsi-fungsi tubuh yang lain.

Pusat Kontrol Sistem Reproduksi Pria
Image by OpenStax College on wikimedia.org

Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan target secara spesifik. Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. 

Secara umum hormon utama yang berperan dalam reproduksi pria adalah Folikel Stimulating Hormon (FSH), Leutinizing Hormon (LH), Hormon androgen (Testosteron, Dihydrotestosterone, DHEA, dll), Insulin Like Factor-3 (ISLF-3) dan Growth Factor, serta faktor lokal lainnya. 

Bagian hipotalamus dan kelenjar hipofisis anterior merupakan efektor utama pusat reproduksi. Secara khusus, sistem saraf hipotalamus mengatur pelepasan GnRH ke dalam vena portal hypophyseal, dengan GnRH menjadi sinyal terhadap gonadotrop (hipofisis anterior) untuk mengeluarkan LH dan FSH. Pada gilirannya, gonadotropin ini mengarahkan fungsi gonad (ovarium dan testis). 

Struktur sistem neuron GnRH sangat kompleks dan melibatkan banyak sistem saraf yang berinteraksi dengan menggunakan berbagai neurotransmiter dan neuromodulator. Populasi neuron di hulu  GnRH memainkan peran kunci dalam masa pubertas dan merupakan mediator penting umpan balik hormon pada generator impuls GnRH. Banyak neurotransmiter tampaknya terlibat dalam regulasi sekresi GnRH, termasuk dopamin, norepinephrine, glutamat, GABA, dan nitrat Oksida.

Luteinizing hormon (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) diproduksi dan disekresikan oleh sel-sel gonadotropik dari hipofisis anterior. Pada pria, FSH dan LH mengontrol steroidogenesis dan gametogenesis di testis. Hipofisis adalah struktur sentral yang mengendalikan fungsi gonad dan pada gilirannya, diatur oleh Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH). Sekresi GnRH tergantung pada aktivasi reseptor GPR54, yang terletak pada permukaan neuron GnRH dan distimulasi oleh peptida kisspeptin. Fungsi hipofisis juga di bawah kendali steroid dan peptida gonad yang mempengaruhi aktivitasnya baik secara langsung maupun melalui hipotalamus. Karena hubungan anatomi dan fungsionalnya yang sangat ketat, hipotalamus dan kelenjar hipofisis dianggap sebagai unit fungsional yang unik. 

Mengingat pentingnya fungsi ini pada spesies, sistem reproduksi harus kuat agar terus berfungsi dengan baik dalam menghadapi berbagai pengaruh internal dan eksternal. Sistem reproduksi juga memiliki interaksi yang luas dengan sistem neuroendokrin lainnya, seperti yang terkait dengan keseimbangan energi dan adaptasi terhadap stres. Jaringan neuroendokrin reproduksi mengintegrasikan sinyal umpan balik, dan jaringan neuronal yang mensekresikan hormon merupakan jalur umum akhir untuk pengendalian utama reproduksi.

Zul Hendry
Zul Hendry Dosen Program Studi Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Mataram