Widget HTML #1

Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Tentang Pencegahan Malaria

Judul Skripsi

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat  Tentang Pencegahan Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Meninting Batulayar Kabupaten Lombok Barat.

Penulis

Bukran Hadi

Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Tentang Pencegahan Malaria
Image by Oberholster Venita from Pixabay

Abstrak

Malaria merupakan penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan di NTB, apabila tidak ditangani dengan baik akan berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi bahkan mengancam keselamatan jiwa manusia.

Tujuan di lakukan penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pencegahan kejadian malaria. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan Retrospektif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua keluarga penderita malaria yang ada di Puskesmas Meninting kecamatan batulayar tahun 2012.

Hasil penelitian dari 69 responden menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pencegahan malaria di wilayah kerja Puskesmas Meninting Kecamatan Batulayar sebagian besar dengan kategori cukup, sejumlah 33 orang (47,8%). Sikap masyarakat tentang pencegahan malaria di wilayah kerja Puskesmas Meninting Kecamatan Batulayar sebagian besar dengan kategori cukup, sejumlah 53 orang (76,8%).

Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan malaria dengan cara memberikan penyuluhan terhadap masyarakat tentang pencegahan malaria, serta bagaimana pentingnya lingkungan hidup bersih dan sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 

Begitu juga untuk petugas puskesmas setempat dalam hal ini Puskesmas Meninting Kecamatan Batulayar untuk lebih meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan masyarakat untuk dapat mencegah proses terjadinya penyakit malaria.

Pendahuluan

Malaria merupakan penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan, apabila tidak ditangani dengan baik akan berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi bahkan mengancam keselamatan jiwa manusia (Mansjoer, 2001).

Penyakit menular memang masih menjadi permasalahan kesehatan yang cukup serius, penyebaran penyakit malaria di dunia sangat luas yakni antara garis lintang 60° di utara dan 40° di selatan yang meliputi lebih dari 100 negara beriklim tropis dan subtropis (Tapan, 2004).

Hingga    saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi di Indonesia, bahkan menjadi penyebab kematian nomor tiga pada beberapa daerah endemis (Hegemur, 2008), penderita malaria di Indonesia di perkirakan 15 juta setahun.

Sebanyak 30.000 jiwa di antaranya meninggal atau 3% dari angka kematian akibat malaria di dunia (Tapan, 2004). Hal ini disebabkan karena penduduk yang tinggal di daerah endemis kurang memperhatikan lingkungan tempat tinggal mereka serta kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat tentang bagaimana pencegahan malaria, sehingga banyak penduduk yang terjangkit penyakit diantaranya penyakit malaria.

Data meunjukkan bahwa wilayah kerja Puskesmas Meninting merupakan yang tertinggi mengalami penyakit malaria pada tahun 2012. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mempelajari atau meneliti tentang perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang berkaitan dengan penyakit malaria khususnya di wilayah kerja Puskesmas Meninting, terutama dalam hal pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan penyakit malaria.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan malaria diantaranya adalah: 1) kurangnya pengetahuan/informasi, 2) sikap masyarakat, dan 3) tindakan masyarakat yang kurang bersih. Oleh karena itu, upaya pencegahan malaria lebih awal sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hidup sehat (Tapan, 2004).

Tingginya kasus malaria berdampak buruk bagi kehidupan, terutama dalam bidang kesehatan, sosial, ekonomi, seperti menurunnya produktifitas kerja, terhambatnya kegiatan sehari-hari, bertambahnya biaya untuk perawatan dan penyembuhan. 

Dengan demikian diupayakan agar pemerintah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat mengenai pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan malaria dengan cara memberikan penyuluhan terhadap masyarakat tentang pencegahan malaria, pentingnya lingkungan hidup bersih dan sehat.

Apabila lingkungan tidak bersih dan sehat dapat menyebabkan infeksi oleh berbagai penyakit, diantaranya penyakit malaria. Yang perlu dilakukan oleh masyarakat saat ini adalah  menerapkan pola hidup bersih dan sehat, baik itu lingkungan atau diri sendiri (Kodim, 2010).

Kegiatan pemerintah dalam program pemberantasan malaria dengan melibatkan Puskesmas yang bersangkutan yaitu, pembagian kelambu pada masyarakat, penyemprotan atau pogging rumah, pengobatan masal, rujukan Rumah Sakit, balai laboratorium kesehatan. Malaria dapat disembuhkan apabila penderita segera berobat ke sarana kesehatan (Puskesmas) dan minum obat sesuai dengan anjuran petugas kesehatan (Tapan, 2004).

Agar tidak terjadi kekambuhan terhadap penyakit yang diderita, masyarakat perlu memperbaiki pola hidup bersih dan sehat serta menambah pengetahuan terhadap penyakit yang diderita dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan tentang pemberantasan sarang nyamuk penyebab malaria dengan melakukan kegiatan menguras, menutup, dan menimbun. 

Penyuluhan kesehatan masyarakat bertujuan agar masyarakat menyadari mengenai masalah penanggulangan dan pemberantasan malaria, sehingga mengubah pola perilaku untuk hidup sehat dan bersih.


Hasil

Pengetahuan Tentang Malaria

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kriteria tingkat pengetahuan responden yang paling banyak adalah  kategori cukup yaitu sebanyak 33 orang (47,8%), dan yang paling sedikit adalah kategori baik serta kurang yaitu sebanyak  masing-masing 18 orang (26,1%) dari 69 responden. 

Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tergolong cukup.  Menurut peneliti cukupnya pengetahuan responden tentang pencegahan malaria kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pendidikan, dimana tingkat pendidikan responden yang didapatkan pada penelitian ini sebagian besar adalah SMA (37,7%).

Teori belajar menurut Bloom bahwa pengetahuan dibagi menjadi beberapa tingkatan dari tahu, memahami, aplikasi, sintesis sampai evaluasi. Bila tingkatan pengetahuan sampai paham maka memungkinkan seseorang mempunyai apresiasi yang cukup tentang objek tersebut.

Sementara itu Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, jadi pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan adanya pendidikan, akan semakin luas pengetahuan seseorang.

Sikap

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kriteria sikap yang paling banyak adalah kategori cukup yaitu sebanyak 53 orang (76,8%) dari 69 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sikap masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Meninting Batulayar masih tergolong cukup. 

Besarnya presentase sikap ini dimungkinkan karena tingkat pengetahuan dan umur. Tetapi bukan hanya faktor itu saja yang mempengaruhinya, diantaranya seperti pekerjaan dan pendidikan.

Menurut Berkowitz,  sikap adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap suatu objek yaitu perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun prasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

Menurut Mar’at tingkat pengetahuan seseorang akan sesuatu sangat penting serta merupakan dasar dari sikap dan tindakan dalam menerima atau menolak sesuatu hal yang baru. 

.............

File PDF Lengkap Bisa di unduh melalui Tombol DOWNLOAD dibawah.