Widget HTML #1

Sistem Organ Tubuh Manusia dan Fungsinya

Pada tulisan sebelumnya kita membahas tentang tingkatan organisasi tubuh manusia mulai dari atom sampai menjadi organisme secara utuh. Salah satu tingkatan organisasi itu adalah sistem organ tubuh manusia. 

Tubuh manusia tersusun atas 11 sistem organ yang bekerja tanpa henti untuk menjaga keberlangsungan kehidupan secara terus menerus. 

Semua sistem organ tubuh manusia tidak bekerja sendiri-sendiri. Banyak proses tubuh yang komplek bergantung pada respon terpadu dan hubungan timbal balik dari berbagai sistem tersebut. 

Sistem Organ Tubuh Manusia dan Fungsinya
Image by Connexions on wikimedia.org

Sistem organ Tubuh manusia

1. Sistem Sirkulasi

Sistem sirkulasi merupakan sistem organ tubuh manusia  yang memilki fungsi sebagai pengangkut, membawa berbagai bahan seperti nutrien, oksigen, Karbondioksida, hormon, dan zat sisa dari bagian tubuh yang satu ke bagian tubuh yang lainnya. Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah itu sendiri.

Jantung berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah untuk menghasilkan tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan. Seperti semua cairan, darah mengalir menuruni gradien tekanan dari daerah tekanan tinggi menuju tekanan rendah. 

Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan menyebarkan darah dari jantung ke semua bagian tubuh kemudian dikembalikan ke jantung.

Darah adalah medium pengangkut dan tempat larut atau tersuspensinya bahan-bahan seperti oksigen, karbondioksida, nutrien, zat sisa, elektrolit, dan hormon yang akan diangkut jarak jauh ke berbagai bagian tubuh.

2. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan merupakan sistem organ tubuh manusia yang berfungsi menguraikan makanan menjadi molekul-molekul nutrien kecil yang dapat diserap ke dalam plasma untuk didistribusikan ke semua sel tubuh. 

Sistem ini juga memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal. Sistem pencernaan mengeluarkan residu makanan ke lingkungan dalam bentuk tinja.

Sistem pencernaan terdiri dari mulut, farink, esofagus, lambung, usus halus, kelenjar liur, pankreas, eksokrin, hati, dan kandung empedu.

Mulut merupakan pintu masuknya saluran pencernaan disini makanan di haluskan oleh gigi sehingga lebih  mudah di serap. Pada mulut terdapat lidah yang berfungsi sebagai pengecap dan mencampur makanan pada saat dikunyah. Selain itu, dimulut juga dikeluarkan saliva oleh kelenjar untuk membantu proses pencernaan.

Faring dan Esofagus beperan pada motilitas makanan yaitu proses menelan. Menelan adalah proses memindahkan makanan dari mulut ke esofagus lalu selanjutnya dipindahkan ke lambung.

Lambung adalah rongga seperti kantung berbentuk “J” yang terletak antara esofagus dan usus halus. Fungsi terpenting dari lambung adalah menyimpan makanan yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal.

Pankreas dan empedu berfungsi mengeluarkan zat pencernaan ketika makanan akan disalurkan ke usus halus.

Hati merupakan organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh manusia. Organ hati dianggap sebagai pabrik biokimia tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan adalah sekresi garam empedu untuk membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Hati juga melakukan berbagai fungsi lain yang tidak berkaitan dengan pencernaan makanan.

Usus Halus merupakan tempat utama penyerapan nutrien. Usus halus terletak bergelung di dalam rongga abdomen, terbentang diantara lambung dan abdomen. Usus halus dibagi menjadi 3 segmen, yaitu duodenum, jejenum, dan ilium.

Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks (usus buntu), dan rektum. Kolon membentuk sebagian besar usus besar, tidak bergelung seperti usus halus. Fungsi utama usus besar adalah membentuk feses, penyerapan air dan garam. 

3. Sistem pernafasan 

Sistem pernafasan merupakan sistem organ tubuh manusia yang berfungsi untuk menyerap Oksigen (O2) dari dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal. Dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 penghasil asam, sistem pernafasan juga penting untuk mempertahankan PH lingkungan internal yang sesuai. Sistem pernafasan terdiri dari hidung, farink, laring, trakea, bronkus dan paru.

Saluran pernafasan berawal dari hidung kemudian masuk kedalam faring yang berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem pernafasan dan pencernaan. Terdapat dua saluran yang berasal dari farink yaitu trakea yang dilalui oleh udara menuju paru, dan esofagus yang dilalui oleh makanan menuju lambung.

Laring atau voice box, terletak di pintu masuk trakea. Selanjutnya trakea terbagi menjadi dua cabang utama yaitu bronkus kanan dan kiri. Di dalam masing-masing paru bronkus terus bercabang menjadi saluran nafas yang makin kecil, pendek, dan banyak, yang dikenal dengan bronkeolus. Di ujung bronkeolus terminal terdapat kumpulan alveolus, kantung-kantung udara halus tempat pertukaran gas antara udara dengan darah.

4. Sistem Perkemihan 

Sistem perkemihan adalah sistem organ tubuh manusia yang berfungsi mengeluarkan kelebihan air, garam, asam dan elektrolit lian dari plasma serta mengeluarkannya ke urin, bersama dengan zat-zat sisa selain CO2, sistem ini mencangkup ginjal dan saluran–saluran yang lain. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra.

Sistem perkemihan terdiri dari organ pembentuk urin yaitu ginjal dan struktur-struktur yang membawa urin dari ginjal keluar untuk dieliminasi. Ginjal yang berjumlah 2 buah bekerja dengan menyaring darah yang melewatinya dan menghasilkan urin. Setelah terbentuk, urin disalurkan kedalam ureter.

Setelah melewati ureter urin akan ditampung sementara dalam kandung kemih. Secara periodik, urin dikosongkan dari kandung kemih melalui saluran yang disebut uretra. Uretra pada laki-laki lebih panjang dibandingkan dengan perempuan. Uretra laki-laki juga memiliki fungsi ganda yaitu saluran untuk mengeluarkan urin dan saluran untuk semen dari organ-organ reproduksi.

5. Sistem Tulang dan sendi

Sistem skeletal adalah sistem organ tubuh manusia yang terdiri dari tulang (rangka) dan struktur yang membangun hubungan antara tulang-tulang tersebut yang disebut sendi. Pada saat baru lahir, manusia memiliki 270-350 buah tulang. Tapi setelah menjadi dewasa jumlah tulang pada manusia tinggal 206 buah. Hal ini terjadi karena beberapa tulang yang tadinya terpisah saat masih bayi, bergabung menjadi satu tulang setelah dewasa.

Tulang dan sendi Merupakan penunjang  dan protektor bagi jaringan lunak dan organ. Sistem ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium (Ca2+), suatu elektrolit yang konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankan dalam batas yang sempit. Bersama dengan sistem otot, sistem tulang juga memungkinkan tubuh dan bagian-bagiannya bergerak. Selain itu sumsum tulang-tulang bagian interior lunak beberapa jenis tulang adalah sumber utama sel darah .

6. Sistem otot

Otot membentuk kelompok jaringan terbesar di tubuh, menghasilkan sekitar separuh dari berat badan. Otot rangka saja membentuk 40% berat badan pada laki-laki dan 32% pada wanita. Secara umum otot dikategorikan menjadi 3 jenis sesuai karakteristiknya yaitu: otot lurik, otot polos, dan otot jantung.

Fungsi sistem otot adalah menggerakan tulang tempat melekatnya otot rangka atau sering di sebut sistem gerak aktif.  Dari sudut pandang homeostasis murni, sistem ini memungkinkan individu bergerak mendekati makanan atau menjauh dari bahaya. Selain itu panas yang dihasilkan oleh  kontraksi otot penting dalam pengaturan suhu.

Karena otot rangka berada dibawah kontrol sadar maka orang yang bersangkutan dapat menggunakannya untuk melakukan beragam yang ia inginkan. Gerakan-gerakan ini, yang berkisar dari keterampilan motorik halus yang diperlukan untuk menjahit hingga gerakan kuat yang digunakan dalam angkat beban.

7. Sistem Integumen

Sistem integumen adalah sistem organ tubuh manusia yang membedakan, memisahkan, melindungi tubuh dari lingkungan sekitar. Sistem integumen terdiri atas kulit dan aksesorisnya, kuku, kelenjar keringat dan sebasea, dan bebrapa reseptor khusus.

Sistem integumen berfungsi sebagai lapisan pelindung luar yang mencegah cairan internal keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing masuk. Sistem ini juga penting dalam mengatur suhu tubuh. Jumlah panas yang lenyap dari permukaan tubuh ke lingkungan eksternal dapat disesuaikan dengan mengontrol produksi keringat dan dengan mengatur aliran darah ke kulit.

8. Sistem imun

Sistem imun merupakan sistem pertahanan internal yang berperan dalam mengenal dan menghancurkan atau menetralkan benda-benda yang berbahaya bagi tubuh. Mempertahankan tubuh dari patogen invasif seperti mikroorganisme penyebab penyakit.

Selain itu sistem imun juga menyingkirkan sel-sel yang aus dan jaringan yang rusak oleh trauma atau penyakit, reaksi penyembuhan dan perbaikan jaringan. Sistem imun mengenali dan menghancurkan sel abnormal dalam tubuh. Hal ini merupakan mekanisme pertahanan internal utama terhadap kanker.

Sistem imum terdiri dari kelenjar limfe, kelenjar timus, sumsum tulang, tonsil, adenoid, limpa, sel darah putih dan jaringan limfoid

9. Sistem Syaraf

Sistem Syaraf adalah salah satu dari dua sistem regulatorik utama tubuh. Secara umum, sistem ini mengontrol dan mengkoordinasikan aktivitas tubuh yang memerlukan respon cepat. 

Sistem syaraf sangat penting dalam mendeteksi dan merespon terhadap perubahan dalam lingkungan eksternal. Selain itu sistem ini bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi yang lebih tinggi (fungsi luhur) yang tidak seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan homeostasis, misalnya kesadaran, daya ingat, dan kreatifitas.

Cara manusia dan bereaksi tergantung pada pemrosesan neuron syaraf yang rumit, tersusun dan diskrit. Banyak pola neuron yang mengontrol fungsi vital tubuh manusia dan penunjang kehidupan dasar, seperti bernafas, dan sirkulasi. 

Pada tingkat yang lebih tinggi komposisi neuron juga mengatur karakteristik unik masing-masing individu seperti bakat, karakter, dan sikap. Sebagian perbedaan siistem syaraf ini disebabkan oleh faktor genetik, namun sebagian lagi bisa terbentuk oleh latihan dan lingkungan.

Sistem syaraf terbagi menjadi susunan syaraf pusat (SSP) dan susunan syaraf tepi (SST). Susunan syaraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Sedangkan susunan syaraf tepi terbagi menjadi divisi averen dan divisi eferent. 

Divisi averen memberikan input ke Susunan syaraf pusat, terbagi menjadi rangsangan sensorik dan rangsangan viseral. Divisi eferen membawa output dari syaraf pusat ke perifer yang terbagi menjadi sistem somatik dan otonom. 

10. Sistem Endokrin

Sistem endokrin Adalah sistem regulatorik utama lainnya. Berbeda dengan sistem syaraf, secara umum kelenjar-kelenjar penghasil hormon pada sistem endokrin mengatur aktifitas yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan, misalnya pertumbuhan. 

Sistem ini sangat penting dalam mengontrol konsentrasi nutrien dan mengontrol volume serta komposisi elektrolit lingkungan internal dengan mengatur fungsi ginjal.

Sistem endokrin terdiri dari kelenjar endokrin yang tersebar di seluruh tubuh. Meskipun kelenjar endokrin secara anatomis tidak berhubungan namun secara fungsional kelenjar-kelenjar tersebut membentuk suatu sistem. 

Semua kelenjar endokrin melaksanakan fungsinya dengan mengeluarkan hormon ke dalam darah, dan terdapat banyak interaksi fungsional di antara berbagai kelenjar endokrin. 

Setelah dikeluarkan, hormon mengalir dalam darah ke sel sasaran di tempat yang jauh, tempat bahan ini mengatur atau mengarahkan fungsi tertentu.

Sistem endokrin terdiri dari semua jaringan penghasil hormon, termasuk hipotalamus, hipofisis, tiroid, adrenal, pankreas, endokrin, gonad, ginjal, pineal, timus, kelenjar tiroid dan paratiroid.

11. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi tidak esensial bagi homeostasis dan karenanya tidak esensial bagi kelangsungan hidup individu. Namun sistem ini esensial bagi keberlangsungan keberadaan spesies dan keberlanjutan keturunan. Secara anatomi dan fisiologi, terdapat perbedaan signifikan antara sistem reproduksi pria dan wanita. 

Meskipun sistem reproduksi tidak berperan dalam homeostasis dan tidak esensial bagi kelangsungan hidup seseorang namun sistem ini tetap berperan penting dalam siklus kehidupan. Seperti cara bagaimana orang memandang diri mereka sensiri dan cara berinteraksi dengan orang lain.

Fungsi Reproduksi juga memiliki efek besar pada masyarakat. Organisasi universal masyarakat menjadikan satuan-satuan keluarga menghasilkan lingkungan yang stabil dan kondusif bagi keberlangsungan spesies kita.

Zul Hendry
Zul Hendry Dosen Program Studi Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Mataram