Widget HTML #1

Download Makalah Askep Sirosis Hepatis

Salah satu masalah kesehatan yang sampai saat ini perlu mendapat perhatian adalah penyakit Sirosis Hepatis yang merupakan kelanjutan dari infeksi Hepatis virus B atau C, jika tidak mendapat penanganan serius, dimana Sirosis Hepatis adalah penyakit hati yang kronik yang di cirikan oleh distorsi arsitektur hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodula-nodula regenerasi sel hati yang tidak berkaitan dengan vaskulator normal (Price A Sylvia, 2000).

Download Makalah Askep Sirosis Hepatis
Image by https://www.myupchar.com/en on wikimedia.org

Sirosis hepatis adalah fase terberat dan terakhir dari penyakit hati. Sirosis hepatis menjadi penyebab ketujuah kematian didunia. Sebanyak 25.000 orang meninggal per tahun akibat sirosis hati. Secara epidemiologis penyebab utama sirosis hepatis adalah autoimun, sedangakan pada ras Melanesia-Polynesia (daerah Asia) penyebab utama adalah infeksi virus. Insiden sirosis hepatis lebih banyak pada kaum laki-laki dari pada kaum wanita sekitar 16 : 1 dengan rata-rata umur antara 30 – 59 tahun dan tertinggi umur 40-49 tahun (Suratun & Lusianah, 2010).

Menurut Ali (2008), angka kasus penyakit di Indonesia sangat tinggi. Jika tidak segera diobati, penyakit itu dapat berkembang menjadi Sirosis atau Kanker hati, sekitar 20 juta penduduk Indonesia terserang penyakit hati menahun.

Sirosis terjadi paling tinggi pada peminum minuman keras. Meskipun defisiensi gizi dengan penurunan asupan protein, turut menimbulkan kerusakan hati pada sirosis hepatis, namun asupan alkohol yang berlebihan merupakan faktor penyebab utama pada lemak hati dan konsekuensi yang ditimbulkannya

Kerusakan hati yang telah terjadi bersifat ireversibel, namun pengobatan dapat menghentikan atau memperlambat kerusakan dan menurunkan timbulnya komplikasi. Secara umum penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah istirahat yang cukup, makan makanan sehat dan menghindari minuman alkohol. Olahraga ringan juga dapat membantu menghentikan dan memperlambat terjadinya sirosis. 


Pemberian obat-obatan tergantung pada komplikasi. Sebagai contoh bila mengalami kelebihan cairan pada rongga abdomen maupun tungkai dapat diberikan diuretik. Apabila terjadi pendarahan pada lambung dapat diberikan agen koagulan untuk menghentikan pendarahan. Apabila komplikasi tidak dapat teratasi dan sudah terjadi kegagalan fungsi hati maka terapi pembedahan berupa transplantasi organ dapat dilakukan.

Dari data tampak adanya peningkatan kasus dari tahun ke tahun,  sehingga dipandang perlu adanya penanganan yang lebih baik terhadap kasus Sirosis Hepatis yaitu dengan cara melakukan pengkajian yang tepat pada klien, menentukan diagnosa medis yang di temukan setelah melakukan pengkajian, serta menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan kemudian mengevaluasi sejauh mana tingkat kesembuhan pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

Untuk pembahasan mengenai Askep sirosis hepatis termasuk konsep medisnya, Makalah bisa di unduh melalui tombol Download dibawah.





Ns.Radliyatul Fahmi, S.Kep
Ns.Radliyatul Fahmi, S.Kep Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat